Latest News

Showing posts with label Strategi Bisnis. Show all posts
Showing posts with label Strategi Bisnis. Show all posts

Saturday, August 27, 2011

Strategi Memulai Bisnis Rumahan

Bisnis rumahan merupakan usaha sambilan yang dilakukan di rumah. Karena hanya sambilan kadang kala bisnis rumahan tidak dilakukan dengan sungguh-sungguh sehingga penghasilannya ya juga sambilan. Namun jika ditekuni dan dilakukan dengan serius bisnis rumahan bisa mendatangkan penghasilan yang bahkan jauh lebih besar dari gaji menjadi pegawai.

Agar usaha rumahan bisa mendatangkan keuntungan dan penghasilan yang besar bagi anda, ada beberapa langkah yang harus dilakukan. Berikut langkah-langkahnya:

1. Libatkan keluarga dalam perencanaan bisnis. Pertimbangkan juga meminta pendapat dari para tetangga. Namun hati-hati, bisa saja mereka iri kemudian menjelek-jelekkan produk atau jasa kita, sehingga akan memunculkan keraguan.

2. Pastikan segalanya telah siap sebelum memulai usaha. Supaya tidak lupa, alangkah baiknya membuat daftar mengenai apa saja yang harus ada sebelum sebuah usaha dimulai. Jika daftar sudah dibuat pastikan tidak ada yang tertinggal.

3. Tekan biaya seminimal mungkin. Kuncinya adalah tidak semua peralatan kerja dan sarananya harus baru.

4. Tahu secara mendalam mengenai produk atau jasa yang akan dijual. Kita harus mengetahui manis dan tidak manisnya usaha yang akan dijalankan.

5. Perlakukan semua konsumen dengan standar yang baik. Yang jelas, jika pelayanan kita ramah, minimal mereka akan mengingat kita karena kesan pertama yang sangat baik.

6. Harga jual yang masuk akal sesuai dengan target konsumen. Jika belum berpengalaman, yang paling mudah adalah melihat harga pesaing sejenis yang memiliki ciri hampir sama dengan kita.

7. Selalu siap dengan perubahan. Kita harus terus memperbaiki kualitas produk dan di sisi lain terus mencoba agar dapat berproduksi secara lebih efisien.

Jika anda telah memiliki usaha rumahan dan penghasilan masih stagnan, mungkin anda perlu melakukan pembenahan-pembenahan. Cross cek langkah-langkah yang sudah ditempuh dan lakukan perubahan.(Galeriukm).

Sumber:
http://www.majalahduit.co.id

Wednesday, July 27, 2011

Co-Creation: Strategi Pengembangan Produk Baru

Sejak 2009, Unilever meluncurkan produk shampoo baru mereka. Baru tapi lama. Baru sebagai produk, tetapi menggunakan brand lama. Teknik yang digunakan adalah co-creation, artinya bersinergi dengan pihak luar perusahaan yang memahami needs and wants customers itself. Kebetulan, untuk kasus shampoo sunsilk ini, pihak tersebut bukanlah end-customers yang menggunakan produk hair care ini, melainkan pakar penata rambut.

Ada tiga tahap dalam pengembangan produk. Pertama, mencari tahu lebih dahulu mengenai needs and wants of market. Ini termasuk pertumbuhan pasar, trend terkini, consumer behavior, sampai pada fitur/benefit apa yang harus disediakan oleh produk/jasa anda. Kedua, pengembangan produk/jasa, termasuk di dalamnya adalah teknologi, desain, tampilan hingga pada pemasaran dan komunikasinya pada market yang dituju. Terakhir, adalah komersialisasi, mulai dari peluncuran produk, distribusi perdana, advertising hingga amount sold unit dan revenue yang merangkak naik dalam industrinya.

Keberadaan ekspertis/ahli dalam proses pengembangan produk perusahaan, dimulai pada eksplorasi market needs and wants. Produk yang ingin menjadi market leader dalam industrinya tentu mengejar market needs and wants yang tidak disadari oleh para kompetitor. Peran ekspertis kemudian berlanjut pada pengembangan produk itu sendiri. Bila di industri farmasi atau makanan, tahap ini dilakukan oleh bagian research and development perusahaan.

Akan tetapi, sesungguhnya tidak harus para ahli yang terlibat dalam metode co-creation ini. Customer biasa pun juga bisa dijadikan sebagai rekan kerja dalam pengembangan produk baru. Hanya saja tidak semua customer bisa menjadi rekan kerja yang baik. Unilever sendiri, melalui internal study yang dilakukan, menemukan bahwa hanya sekitar 1% di antara seluruh customer yang bisa berkontribusi dalam pengembangan produk/jasa perusahaan.

Langkah lain yang bisa dilakukan dalam menghimpun input dari customer adalah melalui suatu interface yang menghubungkan antara customer dengan produsen. Salah satu media yang bisa digunakan dan relatif murah adalah website. Seperti nike dengan website nikeid.com, di sini customer bisa mendesain sepatu sesuai dengan selera. mulai dari warna, model, dan sebagainya.

Era co-creation juga memberikan tuntutan perubahan bagi para peneliti pemasaran. Dalam traditional new product development, pihak ini berperan sebagai pengambil data dari consumer, kemudian menyampaikan kepada produsen. Tapi dalam era co-creation, tuntutan perubahan menghendaki peneliti pemasaran lebih bersikap sebagai jembatan alias �fasilitator�, ketimbang sebagai

Tuesday, July 26, 2011

Jangan Sembarang Menempatkan Perusahaan Anda Dalam Industri

Pernah dengar konsep product positioning? Ini adalah salah satu konsep dalam STP (segmenting, targeting and positioning). Product positioning ini adalah tentang bagaimana anda menempatkan produk anda di benak para konsumen anda. Semua jam memang memberikan manfaat untuk menunjukkan waktu. Itu benar, tetapi Rolex menempatkan produk jam mereka sebagai sebuah perhiasan. Iya, perhiasan. Dan positioning itu mereka lakukan melalui semua aktivitas pemasaran mereka. Itu yang namanya product positioning.

Nah, dalam industri, perusahaan juga harus melakukan hal yang sama. Alasannya jelas, kalau positioning-nya sama, maka customer tidak punya alasan untuk memilih perusahaan anda, sebagai penyedia jasa dan produk mereka. Keadaan ini tentu akan merugikan kedua perusahaan kan? Sebagai contoh, perusahaan Bakrieland, menempatkan diri mereka sebagai perusahaan properti yang menyediakan dua produk sekaligus: perumahan dan jalan raya. Tujuannya adalah untuk menghindari persaingan di antara sesama penyedia perumahan, maka mereka menempatkan diri mereka secara berbeda.

Nah, kemudian bagaimana memposisikan perusahaan secara berbeda dalam industri? Tentu saja, kita harus melihat titik terdalam dari aktivitas perusahaan. Itu adalah aktivitas sehari-hari perusahaan. Ada tiga macam hal yang harus kita perhatikan:

Pertama. Kedekatan dengan konsumen. Ada perusahaan yang biasa-biasa saja berhubungan dengan para konsumen mereka. Ada juga yang menciptakan hubungan intim. Seperti sepasang kekasih saja. Semakin dekat, maka akan semakin diingat kan? Semakin diingat, tentu akan semakin direkomendasikan kepada yang teman atau sejawat mereka.

Kedua, efektivitas operasional. Ini berhubungan dengan kegiatan sehari-hari perusahaan. Sejauh mana, perusahaan mencapai target harian, mingguan, bulanan dan seterusnya. Bicara perusahaan manufaktur mobil, kita bisa ambil pabrik mereka sebagai contoh. Misalkan, dalam satu siklus produksi, berapa unit produk bisa dihasilkan? Berapa banyak cacat yang masih muncul? Ini semua masuk dalam �efektivitas operasional�.

Ketiga, keunggulan produk atau teknologi yang ditawarkan. Pastinya, memang ada perbedaan kualitas produk atau teknologi proses kan? Nah, keunggulan ini yang harus dipertahankan untuk menjadi pembeda dibanding perusahaan lain. Keunggulan ini bisa juga menjadi unique selling proposition yang ditawarkan oleh tim pemasaran.

Ketiga konsep yang saya sampaikan di atas, pertama kali dirilis oleh Tracy. Konsep ini digunakan setelah kita mengetahui bagaimana posisi perusahaan kita di dalam industri tempat perusahaan kita ikut �bermain�. Dan dengan memberikan posisi yang tepat bagi perusahaan, maka kita memberikan nafas pada perusahaan untuk tumbuh dan berkembang dalam industrinya, selama beberapa tahun ke depan.

Sumber : http://strategibisnisanda.com

Monday, July 25, 2011

Memenangkan Persaingan Di Industri Yang Kompetitif

Strategi Bisnis Anda kali ini akan mencoba membahas bagaimana memenangkan persaingan di industri yang kompetitif, bahkan hypercompetitive. Sebagian besar industri, terutama yang menyasar masyarakat kebanyakan (B2C, business to consumer), biasanya juga memiliki pemain yang banyak. Dalam industri seperti ini, persaingan akan ketat, nah kali ini kami akan membahas bagaimana menghadapi dan memenangkan persaingan di dalamnya.

1. Strategi pertama, change the game. Ubah aturan dasar permainan. Gunakan model bisnis terbaru, yang tidak sama dengan yang sudah ada. Boleh produk yang benar-benar baru, cara pemasaran yang baru, value consumer yang baru, dan lain sebagainya. Kalau sudah baru, permainan bisa diubah oleh anda. Ukurannya? Lihatlah bisnis model anda. Kalau sudah benar-benar berbeda, anda sudah mengubah bagaimana para pemain bermain dalam industri.

2. Strategi kedua berfokus pada investasi. Baik jangka pendek maupun jangka panjang. Artinya, harus selalu ada retained earnings yang ditahan dari net income perusahaan. Kuncinya? Ya pricing yang tepat dan kuantitas produk terjual yang juga maksimal. Pricing yang tepat akan memberikan posisi yang tidak sama pada produk/jasa anda dibandingkan dengan kompetitor, sekaligus memberi nafas perusahaan anda untuk tahun depan dan beberapa tahun setelahnya. Jangan biarkan perusahaan anda ikut terjebak dalam perang harga. Tentu, strategi retained earnings harus diikuti dengan strategi investment yang pas untuk perusahaan.

3. Strategi berikutnya adalah lindungi cash cow dan stars anda dari kepungan kompetitor. Caranya, adalah dengan menciptakan brand produk/jasa yang menyerupai lawan. Tapi brand ini harus berbeda dari brand cash cow dan brand stars anda. Tujuannya supaya tidak terjadi brand canibalism. Harus berbeda dari segi harga, value yang diberikan, dan lain sebagainya. Kunci utamanya memang bagaimana fighting brand menyerupai brand competitor. Tentu, ada batasnya melakukan strategi ini. Jangan sampai brand manager bingung dengan kehadiran brand yang terlalu banyak tapi tidak efektif.

Strateginya cuma ada 3, tapi tetap harus diingat. Bahwa tidak ada taktik yang terus-menerus berhasil. Ekstrimnya, taktik yang sudah berhasil pun, belum tentu akan berhasil (lagi). Ketiga strategi di atas akan bertahan untuk beberapa waktu, sampai salah satu pemain berhasil mengubah bagaimana permainan dimainkan. Karena, kompetisi bisnis, tidak pernah benar-benar mencapai finish.

Kuncinya, adalah fleksibilitas tim dalam merumuskan dan menerapkan strategi baru. Selain itu, mental dan karakter leadership yang kuat dalam perusahaan, akan ikut menentukan kepemimpinan perusahaan anda dalam industri yang hypercompetitive. Finish sesaat terjadi di akhir tahun, tapi itu belum benar-benar terjadi, sampai industri itu sendiri mencapai kejenuhan (maturity) dan penurunan (decline)-nya.

Sumber : http://strategibisnisanda.com

Saturday, July 9, 2011

Tips Meluncurkan Produk Baru

Manakala produk bisnis kita sudah mengalami stagnasi atau kurang menarik lagi di pasaran, tentu kita berfikiran untuk melakukan langkah-langkah menggairahkan bisnis kita. Ada beberapa cara yang akan kita lakukan untuk itu, dan upaya tersebut tergantung kondisi, kreatifitas dan situasi yang ada. Pada tulisan yang lalu pernah diulas mengenai upaya pengembangan usaha kecil dengan melakukan difersifikasi usaha. Salah satu pilihan untuk mengembangkan bisnis kita adalah dengan meluncurkan produk baru di pasaran.

Pilihan peluncuran produk baru di dalam mengembangkan dan menggairahkan bisnis tentu memiliki dua kemungkinan, kemungkinan pertama adalah bisa diterima pasar dan menjadikan bisnis kita maju atau tidak bisa diterima pasar yang mengakibatkan bisnis kita justru merugi. Harapan peluncuran produk baru tentu saja pada yang pertama. Agar harapan tersebut dapat tercapai maka ada beberapa tips yang perlu diperhatikan dan dipertimbangkan sebelum meluncurkan produk baru.

Kemungkinan kesuksesan produk diterima pasar dapat dianalisa dengan mempelajari empat benchmark dari sebuah produk yaitu:
* Harga
* Benefit
* Kemudahan penggunaan
* Ketersediaan

Empat hal tersebut dapat dibagi menjadi dua kategori, yakni purchase motivator (faktor yang memotivasi pembelian) dan purchase barrier (faktor yang menghambat pembelian).

Dua faktor pertama, yakni harga dan benefit adalah purchase motivator, sementara dua faktor terakhir, kemudahan penggunaan dan ketersediaan, merupakan purchase barrier.

Menurut Eric Mankin berpendapat bahwa dalam tingkat kepentingan, motivator bobotnya lebih besar dibandingkan dengan barrier. Sehingga, supaya suatu produk bisa sukses di pasaran, maka kunci suksesnya adalah:

Pertama, solid di purchase motivator
� mengenakan harga yang bersaing, setidaknya tidak lebih mahal dibandingkan dengan incumbent. Lebih murah tentunya lebih bagus
� memberikan fitur dan manfaat yang lebih baik dibandingkan dengan produk yang sudah ada.

Kedua, menghilangkan purchase barrier
� mudah digunakan, dan tidak ada switching cost
� ketersediaannya luas dimana-mana, menyaingi produk yang sudah ada

Ketika suatu produk sudah unggul pada keempat faktor tersebut, yakni harga murah, manfaat besar, mudah dipakai dan barangnya tersedia dimana-mana, maka kansnya untuk menjadi pemenang di industri jadi semakin besar. Oleh karena itu, keempat faktor ini harus menjadi perhatian jika Anda ingin meluncurkan suatu produk baru.(Galeriukm).

Sumber : http://galeriukm.web.id

Friday, June 17, 2011

Strategi Bisnis dan Kewirausahaan : Kiat Jitu memotivasi karyawan

Memotivasi karyawan merupakan isu yang kritikal dalam rangka mempertajam strategi bisnis dan kewirausahaan, mengingat begitu penting aspek SDM dalam mensukseskan bisnis di era sekarang. Dr Gerald Graham, seorang Profesor bidang manajemen di Wichita State University telah berhasil mengadakan penelitian tentang motivasi 1500 karyawan, dan hasilnya dapat kita kembangkan untuk penguaatan strategi bisnis dan strategi pengembangan kewirausahaan, karena elemen dari penelitian itu masuk akal diterapkan di Indonesia.

Berikut kiat memotivasi karyawan, dengan 5 point kiat yang lahir dari penelitiannya, dan saya coba uraikan dengan cara pandang saya, dan silahkan diadaptasi untuk strategi bisnis dan aspek kewirausahaan di tempat anda:

1. Ucapan selamat kepada karyawan secara personal

Selama ini terlalu sering mendengar bahwa perusahaan dan institusi memberikan penghargaan dan reward dalam forum yang formal dan akbar. Namun jika anda sebagai pemilik atau manajer sudahkan anda mengucapkan secara personal, sebagai bentuk komunikasi intens, ini penting karena dengan mengucapkan secara personal maka anda membangun hubungan komunikasi timbal balik yang ideal. Timbal balik? Dimananya?

Dengan mengucapkan secara personal, maka anda membangkitkan komunikasi spiritual dan emosional antara anda dengan karyawan tersebut secara personal untuk saling menghargai.

2. Manajer menuliskan standar kinerja yang baik secara pribadi

Anda sebagai manajer tidak mungkin menerka faktor dan penyebab keberhasilan bawahan. Sehingga tentu alangkah baiknya manajer mempunyai catatan pribadi tentang kinerja yang baik, maka ini sebagai usaha menjadi manajer yang memulai prestasi dengan keseimbangan antara standar dan penilaian kinerja secara obyektif. Nah secara organisatif anda bisa menjadikan catatan ini sebagai catatan yang tertutup untuk anda sendiri namun bisa juga bisa untuk kepentingan berkoordinasi dengan sesama jajaran dan atasan. Berawal dari catatan ini maka anda sebagai manajer akan dinilai konsisten dalam menilai bawahan, karena anda mampu menjaga stabilitas �cara menilai� dari waktu ke waktu, tidak tergantung mod dan hubungan yang khusus.

3. Perusahaan/Institusi/UKM mempromosikan dengan dasar keprestasian

Institusi bisnis tentu menginginkan adanya sebuah momentum untuk memacu karyawan lain dengan rangsangan dari kesuksesan salah satu atau beberapa karyawan lain. Nah dari sinilah ada sebuah momentum di mana prestasi menjadi tolak ukur yang obyektif, sehingga meminimalir disharmonisasi dan mispersepsi antar karyawan, karena budaya kasak kusuk jika tidak diimbangi oleh budaya obyektif dan transparansi maka dampak kasak-kusuk akan lebih mendominasi. Mempromosikan karyawan dalam hal ini adalah sebuah bentuk usaha pemacu ketauladanan dan �social reward� selain mungkin bentuk reward-reward yang lain.

4. Manajer memperkenalkan staf berprestasi kepada staf lain

Upaya untuk memberikan contoh sikap perilaku berprestasi adalah memberikan waktu dan kesempatan kepada seluruh karyawan untuk mengenal tentang sosok karyawan yang berprestasi. Harapannya bahwa setiap hari setiap waktu atmosfer prestasi itu bisa ditularkan kepada yang lain setiap saat setiap waktu, karena karyawan secara umum bisa memjalin komunikasi dan diskusi dengan sang karyawan berprestasi.

5. Menciptakan even untuk merayakan kesuksesan bersama dan membangun moral

Ketika bagian marketing lebih merasa berjasa dalam kesuksesan bisnis daripada jasa unit yang lain maka ini akan menimbulkan kontroversi di dalam perusahaan, apalagi di lain pihak bagian produksidiam-diam juga merasa berjasa karena target produksi selalu tercapai walau harus dengan lembur-lembur. Dari sinilah perlunya perusahaan untuk memberikan pandangan bahwa kesuksesan ini adalah milik bersama dari keberhasilan semua pihak, sehingga dari event ini memunculkan inspirasi moral jika salah satu salah satu unit/bidang tidak sukses atau memenuh target, maka akan mempengaruhi secara teamwork. Membangun moral dalam hal ini juga membudayakan bahwa bekerja tidak lah hanya mengabdi namun juga upaya untuk bekerja sepeti layaknya bekerjsa di perusahaan diri dalam aspek membangun moral berprestasinya, jangan sampai kehilangan sikap moral untuk memacu diri prestasi, karena merasa bahwa unit yang dihuni adalah unit yang tidak penting dalam kesuksesan sebuah perusahaan.

Selamat mengkaji aspek bisnis dan kewirausahaan, silahkan pilah yang cocok dan tidak bagi anda

Sumber : http://ipan.web

Wednesday, June 15, 2011

Sekelumit Strategi Bisnis

�Bisnis�, apa yang pertama kali anda pikirkan bila mendengar kata ini?
Kalau orang Jawa Timur pasti tidak asing dengan kata �Jer Basuki Mawa Beya� yang artinya semua keberhasilan butuh pengorbanan atau biaya. Ini menunjukkan bahwa orang Jawa Timur memperhatikan dasar-dasar bisnis yaitu ilmu ekonomi. Suatu barang yang untuk mendapatkannya diperlukan pengorbanan bisa dijadikan sebagai objek bisnis. Ya karena bisnis itu pada dasarnya muncul karena ada pihak yang membutuhkan barang atau jasa (baca: konsumen) dan pihak yang ingin memperoleh keuntungan (baca: produsen). Dalam prakteknya terdapat perantara-perantara yang dilewati dalam hubungan produsen-konsumen itu.

Bisnis yang baik harus mempunyai strategi manajeman yang baik pula. Kita coba menganalisis kegiatan-kegiatan bisnis di sekitar kita. Tak lupa pula kita tengok bisnis-bisnis dari negara maju. Saat mencoba survey masyarakat sekitar, ternyata sebagian masyarakat berpendapat bahwa apa yang pertama-tama diperlukan adalah modal. Kalau tidak punya modal maka tidak bisa berbisnis. Kemudian setelah punya modal mereka memilih bisnis sekehendak hati, yaitu apa yang dianggap cocok dengan dirinya. Kemudian berjalannya bisnis ini diserahkan pada Yang Maha Kuasa aka takdir. Demikian pola pikir yang banyak berkembang di masyarakat.

Pola pikir seperti itu tidak bisa mencapai hasil yang optimal karena hanya berdasar untung-untungan saja. Ingat, bisnis bukan primbon. Tidak boleh ditentukan seseorang cocok kerja di bidang air atau api hanya dengan melihat penanggalan lahir saja. Masyarakat yang seperti itu tidak punya metodologi keilmuan yang baik.

Berikut ini adalah strategi bisnis yang baik hasil renungan penulis dan berdasar pengalaman dari seorang dosen pajak.
Pasar. Sebelum memulai bisnis pertama kali yang harus kita teliti adalah pasar. Jangan memilih bisnis apa yang akan kita lakukan sebelum kita mengetahui keinginan pasar. Apa yang paling dibutuhkan pasar saat itu? Setelah kita tahu, kita menuju tahap selanjutnya. Tahap ini mampu menjawab �Apa yang akan kita produksi? Berapa kita memproduksi? Untuk siapa saja produksi itu nanti kita pasarkan?�

Bahan baku. Setelah kita menentukan apa yang ingin kita produksi selanjutnya kita meniliti bahan-bahan sebagai faktor produksi kita. Kita mensurvei bahan-bahan terbaik namun dengan harga terjangkau. Minimalkan rantai distribusi sehingga biaya tidak membengkak.

Modal. Tahap ketiga ini baru kita berani untuk mengeluarkan modal. Setelah kita mampu memastikan pangsa pasar dan harga bahan-bahan tadi. Modal bisa meminjam dari pihak lain atau bisa melakukan partnership untuk memperoleh modal yang lebih besar.

Minimalkan aset (Akun Neraca). Saat berbisnis usahakan untuk meminimalkan aset anda seminimal mungkin. Kenapa? karena aset itu mengalami deprisiasi, tentu saja semakin lama nilai ekonomisnya semakin berkurang. Selain itu, aset seperti tanah kena pajak dan fix aset seperti mesin ada kemungkinan untuk hilang (loss). Lalu bagaimana kita mau memproduksi barang bila aset saja tidak punya/minim? Jawabanya adalah dengan cara menyewa aset. Jadi kita membeli aset berdasar nilai gunanya bukan barang fisiknya. Hal ini akan lebih menguntungkan karena pihak yang menanggung deprisiasi(penyusutan) adalah pihak yang menyewakan. Selain itu kita juga membagi risiko kita kepada pihak lain.

Nama dagang. Nama dagang mempunyai arti penting dalam bisnis. Semakin baik dan terkenal nama dagang bisnis kita maka akan semakin besar kemungkinan konsumen membeli produk kita.

Manajemen risiko. Dalam berbisnis semakin kecil resiko yang kita tanggung maka akan semakin baik. Maka kita perlu membentuk partnership. Organisasi bisnis mempunya tingkat risiko bermacam-macam mulai dari usaha perseorangan, firma, CV, PT dan Koperasi. Secara umum semakin kita membagi risiko maka semakin kecil pula pendapatan yang bisa kita dapat.

Internal control. Setelah bisnis terbentuk kita harus menjaga stabilitas bisnis kita itu. Kita jaga kualitas produk kita. Kita buat sistem akuntansi yang baik untuk mendapat informasi tentang evaluasi kerja serta rencana-rencana kerja. Bisnis yang baik sebenarnya secara akuntansi jurnalnya lebih aktif berkecimpung di laporan laba-rugi bukan di neraca. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan dengan aset minimal tapi mampu untuk menghasilkan banyak untung (tentu saja di laporan keuangan Revenuenya di kredit).

Begitulah strategi bisnis yang baik menurut penulis. Coba bandingkan dengan negara maju, kita ambil contoh Jepang. Melihat keberhasilan mereka tampaknya memang mereka menerapkan strategi bisnis seperti yang di atas tadi atau sangat mungkin strategi bisnis yang jauh lebih hebat. Benar-benar berjiwa bisnis ekstrim. Bayangkan saja mereka membuat pabrik di Indonesia. Kemudian memproduksi suatu kereta api yang modalnya diambil dari pabrik mereka di Indonesia. Kereta itu selesai dibuat, lalu digunakan di Jepang. Setelah umur ekonomisnya habis, kereta yang dianggap sampah di Jepang itu di hibahkan ke Indonesia. Jadi Indonesia menerima sampah itu namun mirisnya kereta ini di Indonesia termasuk kelas eksekutif lho. Jauh lebih bagus dibanding kereta-kereta ekonomi dalam kota Jakarta. Penulis sempat merasakan bagaimana kenyamanan kereta itu yang notabene �sampah�. Berarti negara maju benar-benar sudah menyadari prinsip dari bisnis tadi yaitu nilai guna. Sumber Daya Alam melimpah tak penting, yang penting Kewirausahaan untuk menjalankan bisnis dengan baik. So, mari kita kembangkan jiwa kewirausahaan kita sehingga Sumber Daya Alam kita tidak digunakan bangsa lain dengan harga murah, kemudian mereka dapat nilai guna yang banyak, setelah nilai guna habis kita kebagian sampah dan limbah di negera kita.

Sumber : http://ekonomi.kompasiana.com

Tuesday, June 14, 2011

Tiga Jurus Strategi Bisnis

Apa sebenarnya yang membuat Microsoft terus berjaya? Lalu mengapa Nokia mampu menjadi produk cell phone yang paling banyak dicintai para konsumen? Dan apa yang membuat BMW selama puluhan tahun terus menjadi ikon kemakmuran yang terus diburu orang? Belajar dari kisah sukses perusahaan-perusahaan berskala global terkemuka dalam melayani pelanggan, tampaknya ada sejumlah wisdom yang bisa dipetik. Pelajaran utama yang bisa diambil adalah ini : bahwa proses melayani pelanggan ternyata mesti diawali dengan pilihan strategi yang benar. Dengan kata lain, proses melayani kebutuhan pelanggan ternyata tidak sekonyong-konyong muncul dari langit, namun mesti diselaraskan dengan pilihan strategi perusahaan (corporate strategy) yang telah diputuskan.

Dalam konteks ini terdapat tiga jurus strategi yang acapkali diaplikasikan oleh perusahaan-perusahaan kelas dunia. Jurus yang pertama adalah pilihan strategi yang berorientasi pada product leadership (keunggulan produk). Perusahaan pada kategori ini selalu berupaya menciptakan produk-produk dengan kualitas premium, dan selalu one step ahead dibanding produk kompetitor. Mereka tak segan-segan mengeluarkan dana besar untuk bagian R & D-nya demi terciptanya produk yang ciamik. Intel yang terkenal dengan seri Pentium-nya mungkin contoh yang paling sempurna untuk kategori ini. Atau juga perusahaan-perusahaan adibusana seperti Louis Vuitton yang tenar dengan produk tas-nya. Dan tentu saja, kita mesti menunjuk BMW dan Ferarri, dua produsen otomotif yang selalu menciptakan produk-produk legendaris nan menawan.

Jurus strategi yang kedua adalah pilihan yang berorientasi pada operational excellence (keunggulan operasional). Bagi perusahaan dalam kategori ini, yang paling utama adalah membangun proses bisnis yang super efisien. Harapannya, dengan efisiensi proses ini, mereka mampu menekan ongkos produksi, dan ujung-ujungnya bakal mampu menjual produknya dengan harga yang lebih kompetitif. Dell, perusahaan komputer asal Texas itu, merupakan sampel yang layak disebut dalam kategori ini. Dengan model dan proses bisnis yang amat efisien, mereka mampu menciptakan produk-produk desktop dengan harga yang lebih komptetitif dibanding para pesaingnya, semacam IBM dan HP.

Jurus yang terakhir adalah pilihan strategi yang mengacu pada customer intimacy (keintiman dengan pelanggan). Bagi perusahaan dalam kategori ini, yang paling utama adalah membangun hubungan yang intim dengan para pelanggannya; dengan harapan akan tercipta relasi yang langgeng. Banyak perusahaan di bidang perhotelan dan juga penerbangan yang melakoni strategi ini demi membangun loyalitas para pelangggannya. Harley Davidson juga amat terkenal memiliki hubungan yang luar biasa intim dengan para pemakainya; sehingga mereka bisa membangun fanatisme yang amat intens dengan jutaan penggemarnya di seluruh jagat.

Tentu saja, banyak perusahaan yang juga mengkombinasikan beragam jurus itu, dan tidak hanya berfokus pada satu jurus. Honda misalnya, selain dikenal memiliki produk-produk yang unggul, juga dikenal memiliki proses bisnis yang amat efisien. Demikian juga, Singapore Airline. Selain memiliki produk penerbangan yang ciamik, mereka juga memiliki keahlian dalam membangun hubungan yang intim dengan para pelanggannya.

Demikianlah, tiga jurus strategi bisnis yang layak dikedepankan. Deretan jurus yang bila dipentaskan dengan presisi yang tinggi dijamin akan menghantarkan sang pemainnya dalam bahtera keunggulan.

Sumber : http://strategimanajemen.net

Monday, June 13, 2011

Inspirasi Strategi Bisnis Dari Enterpreneur Sukses

Salah satu kunci sukses dalam berbisnis adalah tidak henti-hentinya belajar, belajar dari lingkungan, pengalaman, maupun belajar dari pengalaman orang lain. Kesuksesan enterpreneur terdahulu merupakan inspirasi untuk mengembangkan bisnis yang kita jalankan saat ini. Setiap orang memiliki jalan sukses yang berbeda-beda, yang kita lakukan adalah mendapatkan inspirasi dari kesuksesan orang lain bukan menjiplak apa yang dilakukan orang lain. Setiap situasi bisnis dan lingkungan akan berbeda-beda dan sangat unik. Akan tetapi ada semangat dan nilai yang terkandung di dalamnya yang perlu kita tangkap. Bagaimana seorang enterpreneur memanage dan mengendalikan bisnis merupakan nilai yang perlu dipelajari dan diambil pelajaran. Bagaimanapun juga seorang pemimpin dalam bisnis harus mampu memegang kendali bisnis dan membarikan motivasi kepada bawahannya.

Siapa tidak mengenal Ciputra, tokoh enterpreneur yang cukup tersohor di negeri ini. Banyak orang terinspirasi oleh kesuksesan yang ia capai. Kesuksesannya tidak lepas bagaimana sikap dan kebiasaan hidupnya dalam mengelola bisnis. Sikap dan perilaku hidup inilah yang banyak dijadikan inspirasi banyak orang. Suatu ketika Pak Ciputra tiba-tiba meminta sang sopir untuk menghentikan mobilnya ketika memasuki kawasan wisata Taman Impian Jaya Ancol. Ciputra langsung turun dan memungut beberapa sampah yang terserak di jalan, lalu memasukkannya ke tong sampah yang tersedia di pinggir jalan. Setelah itu, seolah tak terjadi apa-apa, ia naik lagi ke mobil, disaksikan para karyawan di lingkungan Taman Impian Jaya Ancol yang hanya bisa tertegun dan tertunduk malu. Kawasan wisata pantai di Jakarta Utara ini, seperti kita tahu, adalah salah satu proyek prestisius karya sang raja properti Indonesia itu.

Cerita yang sempat populer sekitar 25 tahun yang lalu itu tetap relevan hingga sekarang: upaya seorang pemimpin bisnis menanamkan nilai-nilai utama dalam suatu bisnis. Dalam bisnis wisata, kebersihan memang segala-galanya. Dan Ciputra melakukannya dengan sederhana tetapi elegan. Tak perlu pidato berapi-api atau mengutip teori orang-orang hebat. Cukup lewat keteladanan dan contoh nyata.

Bukan cuma di lingkungan kerja. Di lingkungan keluarga � istri, anak-anak, dan para menantunya � Ciputra pun berusaha menanamkan nilai-nilai bisnis dan kehidupan dengan cara yang sama. Meskipun ia tergolong orang hebat di bisnis properti, nilai-nilai hidup yang ditularkannya simpel saja: kerja keras, jujur, menjadi warga negara yang baik, melayani seluruh stakeholder sebaik-baiknya. Itu sebabnya, meskipun sempat berantakan ketika dihajar krisis kawasan 1998, bisnis properti keluarga Ciputra cepat bangkit dan tumbuh lebih besar lagi, bahkan kini mampu berekspansi ke Australia dan Vietnam. Ini semua karena fondasi nilai-nilai pendirinya yang bersifat universal dan terbukti tak lekang oleh waktu dan deraan cuaca bisnis yang seburuk apa pun.

Kalau Ciputra tak canggung menjadi �tukang pungut sampah�, Inspirasi kesuksesan bisnis selanjutnya bisa kita petik lewat Peter F. Gontha yang tak segan menjadi bukan siapa-siapa ketika merintis karier barunya sebagai penyelenggara hajatan musik jaz. Peter tak malu mengakui betapa dirinya sangat kecil dibanding tokoh-tokoh jaz dunia yang dia berusaha mendatangkannya ke Indonesia. Bagai pasien dokter laris, Peter rela antre berjam-jam agar bisa bertemu dengan Bob James. Setelah berhasil ketemu dan mengenalkan diri, dengan kegigihan luar biasa Peter merayu agar musisi jaz ternama asal Amerika Serikat itu mau datang ke Indonesia yang kala itu sedang dilanda banyak kerusuhan. Begitu pula sederet musisi jaz kondang lainnya, dia datangi dan rayu satu per satu. Padahal, di negeri ini, siapa sih yang tak kenal pengusaha sekaliber Peter Gontha!

Berkat kegigihannya, belum lama ini, International Java Jazz Festival besutan Peter Gontha itu dinobatkan sebagai ajang festival jaz terakbar dan tersukses di dunia, mengalahkan North Sea Jazz Festival di Amsterdam dan penyelenggaraan festival jaz kelas dunia lainnya. Kegigihan Peter kini mulai menular kepada putrinya, Dewi Gontha, yang kebetulan punya passion yang sama di bidang musik jaz. Like father like daughter. Begitulah, dengan gairah dan kegigihan seperti ayahnya, Dewi pun mulai berani �mengemudikan� event musik jaz kelas dunia itu.

Ciputra dan Peter Gontha sekadar contoh bagaimana seorang ayah yang sekaligus entrepreneur berusaha menularkan dan mewariskan nilai-nilai bisnis dan kehidupan kepada anak-anak mereka. Memang, sungguh beragam cara atau strategi yang mereka terapkan. Namun, kalau diamati, intinya sebetulnya hampir sama. Mereka tampaknya lebih menekankan keteladanan ketimbang petuah secara lisan, apalagi mengajarkan teori-teori bisnis dan manajemen. Maklumlah, umumnya, sejak dini anak-anak mereka telah disekolahkan di lembaga pendidikan formal yang bagus, bahkan sampai ke mancanegara.

Wisdom dan strategi bisnis pada setiap pengusaha pastilah berbeda dan khas. Dan cara mewariskannya pun tak kalah spesifik. Sebab, untuk menyatukan chemistry antara generasi orang tua dan anak pasti butuh energi dan upaya khusus. Zaman terus berubah, pendidikan dan ilmu berbeda, demikian pula cara pandang dan paham hidup mereka pasti juga tak sama, bahkan tak jarang saling bergesekan.

Karena itu, sungguh menarik menelisik kepiawaian para pengusaha kawakan mereaktualisasi nilai-nilai hidup yang mereka anut ke era anaknya yang sekarang. Bagaimanapun, kendati zaman terus berubah, nilai-nilai tersebut terbukti bersifat langgeng dan tak lekang oleh gilasan waktu. Cerita-cerita perjalanan tokok bisnis sukses tentu memberikan pencerahan dan inspirasi bagi bisnis dan hidup kita.(Galeriukm).

Sumber: http://swa.co.id

Tags

Aksesori Blog (3) Analisa Bisnis (4) Bisnis Hobi (10) Bisnis Jasa (7) Bisnis Kerajinan (12) Bisnis Kosmetik (1) Bisnis Makanan (13) Bisnis Money Game (1) Bisnis online (10) Bisnis Retail (6) Bisnis Rumahan (5) Bisnis Sampingan (7) Bisnis Sektor Agro (6) Bisnis sektor Ternak (1) Bisnis Souvenir (6) Bisnis Waralaba (6) Cara Sukses Bisnis (6) Character building (9) Definisi Pemasaran (3) Domain and Hosting (6) Efektivitas Pemasaran (4) Entrepreneurship (9) Etika Bisnis (6) Etos Kerja (9) Ide Bisnis (4) Inspirasi Bisnis (5) Internet Marketing (8) Jiwa Wirausaha (10) Kebutuhan Manusia (4) Kegagalan Usaha (4) Kepemimpinan (9) Kesalahan Pemasaran (4) Kiat Bisnis (2) Kiat Pemasaran (4) Kiat sukses (8) Kiat sukses Wirausaha (5) Kisah Sukses Wirausaha (8) Komunikasi Pemasaran (5) Konsep Pemasaran (5) Kreativitas Bisnis (4) Kunci Sukses Bisnis (6) Manajemen Bisnis (7) Manajemen Kepemimpinan (1) Manajemen Keuangan (6) Manajemen Konflik (7) Manajemen Mutu (6) Manajemen Mutu DikTi (1) Manajemen Organisasi (6) Manajemen pemasaran (6) Manajemen Pengawasan (7) Manajemen Risiko (6) Manajemen SDM (7) Manajemen Strategi (4) Media Pemasaran (5) Model Bisnis (6) Monetizing Site (8) Motivasi Bisnis (6) Motivasi Diri (1) Panduan blog (6) Panduan Wirausaha (1) Peluang Bisnis (3) Peluang Usaha (7) Peluang Usaha Agro (4) Peluang Usaha Hobi (5) Peluang Usaha Jasa (5) Peluang Usaha Kerajinan (4) Peluang Usaha Kuliner (8) Peluang Usaha Salon (3) Percaya diri (9) Perencanaan Bisnis (9) Perencanaan Pemasaran (8) Perilaku Konsumen (5) Persaingan Bisnis (4) Produktivitas Kerja (5) Rahasia Sukses (4) Ranking Blog (6) Risiko Bisnis (5) Sistem Pemasaran (4) Strategi Bisnis (9) Strategi Pemasaran (12) Studi Kelayakan Bisnis (4) Tingkatkan produktivitas (5) Tips Bisnis (11) Tips Memulai Wirausaha (5) Tips Pemasaran (5)