Latest News

Showing posts with label Peluang Usaha Kerajinan. Show all posts
Showing posts with label Peluang Usaha Kerajinan. Show all posts

Wednesday, June 20, 2012

Peluang Usaha Kerajinan Tepung

epung tak hanya enak dibuat kue atau penganan, tapi juga bisa untuk membuat aneka kerajinan unik, seperti pigura, kotak pensil, hingga lukisan. Salah satu kelebihan yang dijual oleh perajin aneka kerajinan berbahan tepung adalah keamanan bagi kesehatan. Lewat pemasaran online, produsen kerajinan mampu mengantongi omzet yang lezat.

Aneka kerajinan punya daya magnet yang luar biasa, baik dari sisi konsumen dan pebisnisnya. Bak musim yang silih berganti, aneka kerajinan muncul di pasar. Sebagian mampu menciptakan pasar, namun tak sedikit pula yang kemudian tenggelam.

Kondisi itu tak menghentikan bagi perajin untuk terus menjajal minat konsumen di pasar. Berbagai inovasi mulai dari jenis, bentuk, bahan baku, hingga kemasan terus perajin lakukan.

Anita Reta termasuk yang terus berusaha masuk ke pasar dengan aneka produk kerajinannya. Perajin asal Jakarta ini berinovasi dengan menggunakan tepung maizena sebagai bahan baku produk kerajinan seperti gantungan kunci, hiasan dinding, hingga pernak-pernik hantaran perkawinan.

Memulai usaha sejak tahun 2007, Anita menjual produknya mulai harga Rp 5.000 hingga Rp 150.000 untuk aneka pernak-pernik buatannya. Harga termurah untuk gantungan kunci yang dijual Rp 5.000 per biji, kotak pensil Rp 10.000 hingga Rp 15.000, dan termahal untuk hiasan dinding yang dia jual dengan harga Rp 150.000.

Dari berbagai item jualannya, Anita mengaku bisa mengantongi omzet hingga Rp 12 juta saban bulan. Dari situ, margin yang didapat sekitar 20% hingga 30% saja.

Toh Anita gembira lantaran permintaan aneka kerajinan berbahan baku tepung terus mengalami grafik kenaikan. Ia memberikan gambaran, sejak awal tahun, permintaan aneka kerajinan naik 20% tiap bulannya. Peminatnya dari berbagai kalangan. �Mulai dari perusahaan event organizer, hotel, hingga sekolah,� ujarnya.

Kenaikan permintaan terjadi lantaran makin banyak orang yang mengetahui aneka kerajinan berbahan baku tepung maizena. Kemajuan teknologi, utamanya internet, turut memudahkan pemasaran. Lewat pemasaranonline, pelanggan Anita tersebar. Tak hanya dari Jabodetabek, pelanggan juga datang dari wilayah Jawa Tengah.

Sebelum memakai tepung, aneka kerajinan yang mendominasi banyak menggunakan bahan baku lilin atauclay yang mengandung unsur racun berbahaya. �Itu pula yang menginspirasi saya untuk membuat kerajinan dengan bahan baku yang aman,� ujar Anita.

Selain ramah lingkungan, aneka kerajinan bikinannya juga aman untuk mainan anak-anak. Untuk model, Anita mengaku tak pusing karena ia bisa mendapatkan dari aneka mainan dari clay.

Pemain lain yang juga melakukan inovasi dalam bahan baku adalah Henny Widajaja. Mengusung label Corn Craft, ia mulai memproduksi tempat lilin dan lukisan berbahan tepung sejak tiga tahun yang lalu.

Aneka lukisan dua dimensi dengan desain tradisional seperti ondel-ondel, ronggeng, dan tokoh-tokoh pewayangan jualannya itu mampu mencetak omzet Rp 8 juta tiap bulan. Berdasarkan pantauannya, pelanggan di sekitar wilayah Jabodetabek menyukai lukisan ondel-ondel yang dijualnya mulai dari Rp 50.000 sampai Rp 125.000, tergantung ukuran.

Seperti juga Henny yang juga menerima pesanan, Anita pun memberikan layanan tersebut kepada konsumennya. Menurut Henny, proses pembuatan aneka kerajinan berbahan baku tepung ini sederhana.

Selain tepung, bahan baku yang dibutuhkan adalah lem, minyak, dan air. �Semua bahan dicampur dan diuleni hingga jadi adonan yang siap dibentuk apa saja,� ujarnya. Jika model sudah didapat, kerajinan tinggal dikeringkan dengan penjemuran dengan sinar matahari. Meski tampak mudah, yang sangat penting dari proses pembuatan aneka kerajinan adalah ide dan kreativitas.

Sumber : http://joglohandycraft.wordpress.com/

Monday, February 20, 2012

Kerajinan Sampah Plastik

Kerajinan dari sampah plastik merupakan kerajinan yang bisa menjadi alternatif peluang usaha di sekeliling kita. Seperti diketahui Plastik merupakan bahan kebutuhan yang banyak dipergunakan dalam kehidupan manusia modern. Akan tetapi sisa sampah dari plastik menjadi permasalahan tersendiri bagi kehidupan. Karena Sampah plastik merupakan limbah rumah tangga yang sangat sulit untuk diuraikan berbeda dengan sampah organik yang cepat bisa terurai. Untuk menguraikan sampah plastik diperlukan waktu yang sangat lama bisa berpuluh-puluh tahun, sampah organik bisa diurai dan diubah menjadi kompos dalam beberapa hari saja (Lihat Pengolahan sampah ornganik ). Di lain sisi penggunaan plastik dalam kehidupan sehari-hari justru semakin meningkat sehinga problem semakin pelik. Solusinya adalah dengan mengurangi penggunaan bahan yang berasal dari plastik atau mendaur ulang sampah plastik menjadi barang yang bermanfaat . Sampah plastik bisa diolah menjadi aneka Kerajinan yang memiliki potensi ekonomi yang cukup baik. Peluang usaha Kerajinan sampah plastik ini disamping mendatangkan rezeki juga mengurangi polusi akibat sampah plastik.

Salah satu yang telah menekuni bisnis Kerajinan sampah plastik adalah Ibu Fajar Purwaningsih, Ibu yang berprofesi sebagai guru TK ini di rumahnya di Perum Taman Sedayu E3, Metes, Argorejo, Sedayu, Bantul, Yogyakarta. Sampah-sampah plastik limbah telah berhasil disulapnya menjadi aneka kerajinan yang memiliki nilai seni dan ekonomis. Memulai usaha pengolahan sampah plastik menjadi kerajinan bukanlah perkara yang mudah. Banyak orang yang sinis bahkan menghina saat dia mencari-cari sampah bekas, bahkan anaknyapun sempat bertanya apakah dia bekerja sebagai pemulung. Tetapi semua itu hanya cerita lalu, sekarang justru banyak orang yang ingin belajar darinya cara membuat kerajinan sampah plastik yang bernilai ekonomis dan seni yang tinggi. Bahkan Fajar Purwaningsih malah harus sering keluar rumah untuk memberi penyuluhan, pembelajaran bagaimana cara membuat kerajinan daur ulang ini kepada pihak-pihak yang mengundangnya untuk memberi pelatihan seperti kelompok PKK atau darma wanita, lembaga sekolah.

Pada saat mengawali membuat kerajinan daur ulang ini, ia hanya bisa membuat barang-barang yang sederhana seperti sandal dan tas.Sejak tahun 2007 itu, setelah menjadi mitra salah satu perusahaan penyedia produk toilet tries, Fajar mampu membuat produk baru seperti tas laptop dan payung. Saat ini ia sangat sibuk karena harus mengurusi usahanya yang telah berkembang tidak hanya sebatas memproduksi kerajinan saja tapi juga sudah melangkah dengan memberikan kursus kerajinan daur ulang sampah kering serta pelatihan pengolahan sampah di Pusat Kerajinan Daur Ulang Sampah Kering yang diberi nama Radite Collection.
Cara Mengolah Sampah Plastik Menjadi Kerajinan

Langkah awal mengolah sampah plastik menjadi kerajinan adalah adalah memisahkan sampah kering dan sampah basah. Selanjutnya sampah kering seperti bungkus minuman ringan seperti kopi, susu dan mi instan dibersihkan. Setelah itu plastik-plastik yang telah dicuci dan dikeringkan kemudian dipotong-potong seperti pola barang kerajinan yang akan dibuat. Pola dibuat sesuai dengan bentuk barang yang akan dibuat. Setelah dipotong sesuai dengan pola, langkah selanjutnya adalah menjahit sesuai dengan pola tersebut. Yang diperlukan adalah ketelatenan dari penjahit.

Saat ini kerajinan dari sampah plastik telah menjadi produk fashion tersendiri yang berasal dari barang daur ulang atau bisa disebut trashion. Trashion ini artinya fashion dari sampah.Dengan menjadi trashion nanti, produk kerajinan daur ulang sampah kering akan bisa dinikmati tidak saja kalangan masyarakat menengah ke bawah tapi juga kalangan menengah atas yang biasanya sangat memperhatikan kualitas produk kerajinan yang akan dibeli. (Galeriukm).

Sumber:
1. http://griyagawe.com/2010/02/fajar-purwaningsih-perajin-sampah-daur-ulang/.
2. Sumber Gambar Tas : http://www.sukunan.com/index.php?option=com_content&view=article&id=5:mengubah-sampah-plastik-menjadi-produk-kerajinan-kreatif&catid=20:kerajinan-sampah-plastik&Itemid=18
3. http://galeriukm.web.id/unit-usaha/handicraft/kerajinan-sampah-plastik

Thursday, June 9, 2011

Bisnis Kerajinan Enceng Gondok

Banyak orang mengenal tanaman enceng gondok atau dalam bahasa latin bernama Eichhornia crassipes, merupakan gulma bagi tanaman di sawah. Selain sebagai gulma dalam jumlah yang besar enceng gondok akan mengakibatkan pendangkalan pada perairan seperti danau dan kolam. Tetapi dibalik semua itu banyak peluang usaha yang bisa dihasilkan dari bisnis kerajinan enceng gondok. Enceng gondok merupakan serat alam yang ramah lingkungan sehingga aman untuk bahan kerajinan dan menjadi trend bisnis kedepan. Aneka kerajinan dari bahan enceng gondok bisa kita dapatkan di berbagai toko kerajinan atau supermarket. Dari Kerajinan berupa sandal enceng gondok, tas, dompet serta pernik-pernik perhiasan enceng gondok sampai furniturepun dapat dibuat dari enceng gondok. Tidak pernah terbayangkan sebelumnya kerajinan tersebut berasal dari tanaman gulma enceng gondok.

Peluang usaha kerajinan enceng gondok semakin menemukan tempatnya, seiring dengan pengembangan kerja sama industri kerajinan dan mebel berbasis bahan baku eceng gondok antara Indonesia dengan Pemerintah Mesir. Dengan kerjasama ini diharapkan mampu memberi manfaat bagi pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di kedua belah pihak. Selain itu dalam kerjasama ini Indonesia di dukung oleh Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) serta Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia (Asmindo). Dengan dukungan dari dua lembaga tersebut diharapkan posisi tawar Pengrajin Kerajinan Enceng Gondok yang termasuk dalam Usaha Kecil Dan Menengah (UKM) lebih kuat.

Pengembangan bisnis kerajinan enceng gondok selain ditujukan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat terutama kelompok Bisnis Usaha Kecil Dan Menengah (UKM) juga bermanfaat dalam mendukung lingkungan hidup daerah sekitar. Sebab, Tanaman eceng gondok selama ini masih dianggap sebagai tanaman yang merugikan, karena dapat menyebabkan terjadinya pendangkalan perairan, menurunnya populasi ikan, penyumbatan irigasi, penyebab terjadinya banjir, dan tempat bersarangnya nyamuk.

Salah satu perusahaan yang konsen pada bidang ini adalah Tim CSR Adaro, sejak Juni 2009 mengembangkan UKM Eceng Gondok untuk memberdayakan masyarakat sekitar tambang melalui Lembaga Pengembangan Bisnis (LPB) yang dibentuknya. LPB mencoba memanfaatkan potensi alam yang melimpah tersebut di desa Paminggir Kecamatan Paminggir dan Desa Sungai Luang Kecamatan Babirik, Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU), Provinsi Kalimantan Selatan. Di kedua daerah tersebut potensi eceng gondok melimpah namun tak termanfaatkan selama ini.

Kegiatan LPB meliputi pelatihan Kerajinan Anyaman Eceng Gondok bagi masyarakat yang ada di sana dan membentuk kelompok-kelompok Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Kerajinan eceng gondok. Materi yang diberikan dalam pelatihan Kerajinan Anyaman Eceng Gondok antara lain mengenai pemanenan eceng gondok, penyortiran, pengeringan, memutihkan, teknik penganyaman, dan teknik finishing eceng gondok. Selain itu juga diberikan pelatihan manajemen, meliputi pembukuan dan pelatihan kewirausahaan, dan pengawasan mutu.

Masyarakat tidak hanya dilatih mengolah eceng gondok namun juga dilatih bagaimana melakukan pengawasan terhadap mutu dan mampu mengetahui trend yang disukai pasar. Dengan cara ini diharapkan mereka akan menjadi pengrajin yang professional. Pelatihan pengawasan mutu ini melibatkan Dinas Perindustrian setempat.

Seorang pengrajin kerajinan Enceng gondok Abdul Jalal, warga Kelurahan Klego, Pekalongan, Jawa Tengah, telah menggeluti bisnis kreatif mengubah tanaman eceng gondok menjadi kerajinan bernilai ekonomi tinggi. Kerajinan dari bahan dasar eceng gondok buatan Abdul Jalal antara lain berupa hiasan dinding, sandal, taplak meja, batal kursi dan dompet. Jika sudah berbentuk barang kerajinan ini, kesan eceng gondok sebagai tanaman tak bernilai pun sirna.

Awalnya Abdul Jalal bisa membuat kerajinan dari eceng gondok itu belajar orang, setelah itu dia belajar dan mencoba mandiri, sementara produknya sendiri diekspor ke luar negeri antara lain Amerika, Australia, Inggris dan terakhir Arab Saudi.

Lain lagi dengan Pengrajin Kerajinan Enceng Gondok di Dusun Jambu, sebuah dusun yang terletak di pesisir pantai selatan Bantul, tepatnya di Patehan, Gadingsari, Kecamatan Sanden, Bantul. Banyak warga disana menekuni Bisnis Kerajinan Enceng Gondok dalam skala usaha kecil dan Rumah tangga. Meski demikian ketekunan warga Jambu dalam menganyam enceng gondok dan menghasilkan berbagai bentuk kerajinan mampu menghantar produknya ke pasar Amerika Serikat, Belgia dan Australia.

Banyaknya potensi alam tanaman enceng gondok dan peluang ekonomi yang cukup menjanjikan membuat sentra kerajinan enceng gondok dibeberapa tempat. Hanya perlu lebih diintensifkan lagi agar meningkatkan ekonomi bisnis usaha kecil dan rumah tangga.

Jika anda tertarik menekuni bisnis kerajinan enceng gondok, prosesnya tidak susah. Proses membuat kerajinan enceng gondok, Pertama, eceng gondok yang baru diambil dari sungai di jemur hingga kering. Kemudian batang eceng gondok yang telah kering dibentuk lembaran-lembaran kecil. Lembaran batang eceng gondok yang telah mengering inilah yang nantinya dianyam dan dibentuk menjadi kerajinan sesuai yang dikehendaki. Selamat mencoba. (Galeriukm).

Sumber:
1. http://web.bisnis.com/sektor-riil/ritel-ukm/1id185508.html
2. http://bisniskeuangan.kompas.com

Sunday, May 22, 2011

Peluang Usaha Menjanjikan Dengan Kreasi Batok Kelapa

Umumnya, batok kelapa menjadi sampah. Kalaupun dimanfaatkan, paling-paling batok itu untuk bahan bakar pengganti kayu. Namun, di tangan Nur Taufik (37), warga Dusun Santan, Guwosari, Pajangan, Bantul, DI Yogyakarta, batok kelapa diubah menjadi aneka peralatan rumah tangga. Batok kelapa pula yang mengantarkannya menjadi pengusaha sukses.

Cerita sukses Taufik berawal ketika lulus SMA tahun 1992. Sebagian besar temannya memilih merantau ke Tangerang menjadi buruh pabrik. Taufik tak mau mengikuti temannya. Dalam benaknya, ia tidak pernah mau menjadi buruh yang harus menuruti majikan. Ia ingin membuka usaha sendiri.

Gagasan mengolah batok kelapa datang setelah ia menerima hiasan dinding dari tetangganya. �Dari hiasan itu saya mulai berpikir, ternyata batok kelapa bisa dimanfaatkan. Saya putar otak, kira-kira batok kelapa tersebut bisa dibuat apa lagi,� ujar Taufik, akhir April 2010 lalu.

Ia mencoba membuat gantungan kunci. Tetangga banyak yang mencibir karena kerajinan batok dilihat tidak punya nilai jual. Cibiran itulah yang menginspirasinya menamai usahanya dengan nama Cumplung Aji.

Nama tersebut diambil dari kata cumplung yang berarti batok kelapa yang jatuh ke tanah setelah dimakan tupai. Adapun aji berarti mempunyai nilai.

Sekitar seratus gantungan kunci lalu dibawa ke Malioboro untuk ditawarkan. Para pedagang kaki lima hanya menawarnya Rp 300 per unit, sementara biaya produksinya Rp 500 per unit. Umumnya konsumen lokal belum memandang karya seni dalam batok kelapa. Mereka masih melihatnya sebagai limbah sehingga tawaran harganya murah. Taufik tak mau rugi. Ia mencari pasar lain.

�Kakak saya yang kuliah di Universitas Islam Indonesia mengusulkan agar gantungan kunci itu dititipkan di koperasi kampusnya. Saya lalu menambahkan sedikit sablon yang berisi nama jurusan atau fakultas. Di luar dugaan, ternyata banyak yang tertarik dengan harga Rp 700 per unit,� katanya. Ada margin Rp 200 per unit.

Ikut pameran

Tahun 1993, Taufik memutuskan melanjutkan studi di Fakultas Peternakan Universitas Wangsa Manggala. Selama kuliah, naluri bisnisnya justru makin kuat. Tak hanya di koperasi kampus, ia mulai menitipkan barangnya ke tempat pameran kerajinan di Kasongan.

Menurutnya, produk olahan batok kelapa kurang mendapat tempat di kalangan masyarakat Indonesia. Ia berusaha membidik pasar asing dengan mengikuti pameran di Hotel Ambarrukmo dan Hotel Garuda pada tahun 2004. �Dari usaha itu saya langsung dapat order 300 tempat sabun,� katanya.

Pesanan dalam partai besar membuatnya makin bergairah. Tahun 1995 ia mengikuti kegiatan Festival Kesenian Yogyakarta (FKY) di Benteng Vredenburg. Saat itu ia memamerkan patung batok kluntung sebagai pengganti bel di rumah-rumah.

Dari pameran-pameran tersebut, pesanan yang diterima makin banyak. Pesanan untuk luar negeri pertama kali ia terima tahun 1996, yakni 700 alat musik marakas (alat musik samba) ke Kanada. Satu unit dihargai Rp 8.000 dan pesanan tersebut berlanjut ke tahun berikutnya sebanyak 10.000 marakas.

Kini setidaknya sudah ada 200 jenis barang yang ia buat dari batok kelapa. Jenisnya aneka ragam, seperti gelas, asbak, tas, dan sendok. Harga jualnya antara Rp 1.500 dan Rp 60.000 per unit.

Untuk mengolah batok kelapa menjadi aneka peralatan rumah tangga, Taufik dibantu 12 karyawan tetap dan 15 tenaga borongan. Semuanya masih tetangga sekitar rumahnya. Peralatan pendukungnya sekitar 20 mesin bubut. �Saya ingin rezeki saya juga dinikmati tetangga sekitar. Apalagi banyak pengangguran di dusun saya,� katanya.

Taufik berniat membangun sentra usaha batok kelapa di dusunnya. Niatnya itu muncul karena banyaknya pesanan yang masuk sehingga ia kewalahan memenuhinya. Tahun 2000, pesanan dari Jepang terpaksa ditolak karena jumlahnya sangat besar, yakni 80.000 unit tiap tiga bulan.

�Saya tidak sanggup memenuhi permintaan sebanyak itu. Ada delapan jenis barang yang mereka minta. Sebagian besar untuk tempat makanan cepat saji, jadi pemakaiannya sekali langsung dibuang,� katanya.

Sudah ada 30 tetangganya yang diberi pelatihan khusus. Setelah menguasai teknik pemanfaatan batok kelapa, mereka bisa memproduksi sendiri. �Hasilnya bisa langsung saya tampung sehingga mereka tidak repot-repot mencari pasar. Saya ingin melihat tetangga ikut maju, tetapi sayangnya sulit sekali mengajak mereka. Mereka lebih suka menjadi buruh pabrik,� katanya.

Saat ini omzet Taufik berkisar Rp 90 juta per bulan dengan margin keuntungan sekitar 30 persen. Untuk mendapatkan bahan baku, ia mengambil dari Kulon Progo dan daerah luar Jawa, seperti Jambi dan Lampung.

Pangsa pasar produk kerajinan Cumplung Aji 75 persen ke pasar internasional, yakni Perancis dan Amerika Serikat. Adapun 25 persen sisanya ke pasar lokal.

Tak jauh beda dengan Nur Taufik, batok atau tempurung kelapa sepintas hanya sebuah sampah yang mungkin tak berarti apa-apa. Namun jika diolah dengan tangan kreatif, batok kelapa bisa berganti rupa menjadi sebuah karya seni kerajinan yang bernilai bisnis di antaranya aksesoris, hiasan, mainan, serta alat rumah tangga.

Aksesoris yang terbuat dari batok kelapa antara lain jepitan, dan bingkai foto. Sedangkan perabotan rumah tangga di antaranya gelas, nampan, penutup lampu, sendok, garpu, atau sendok sayur. Dengan sentuhan seni yang halus, kerajinan batok kelapa terlihat sangat artistik. Salah satu perajin batok kelapa adalah Wahyu Hastono.

"Batok kelapa punya beberapa keunggulan, di antaranya teksturnya," kata Wahyu. Bahan yang dibutuhkan membuat kerajinan dari batok kelapa seperti lem kayu, amplas dan cat. Agar terlihat artistik, serat dari tempurung kelapa harus ditonjolkan. Sebab diseratlah melekat nilai seni yang kuat, selain bentuk-bentuk unik yang dibuat.

Wahyu berani menjamin kerajinan patung dari batok kelapa merupakan yang pertama di dunia. "Saya jamin itu," kata Wahyu. Bahan baku ini banyak didapat di pasar. Padahal sebelumnya batok kelapa hanya dipakai untuk dibakar. Dengan demikian usaha ini dapat menjadi penghasilan bagi pengumpul batok. (fn/km/lp/klik video dari Kantor Berita Liputan 6)

Tags

Aksesori Blog (3) Analisa Bisnis (4) Bisnis Hobi (10) Bisnis Jasa (7) Bisnis Kerajinan (12) Bisnis Kosmetik (1) Bisnis Makanan (13) Bisnis Money Game (1) Bisnis online (10) Bisnis Retail (6) Bisnis Rumahan (5) Bisnis Sampingan (7) Bisnis Sektor Agro (6) Bisnis sektor Ternak (1) Bisnis Souvenir (6) Bisnis Waralaba (6) Cara Sukses Bisnis (6) Character building (9) Definisi Pemasaran (3) Domain and Hosting (6) Efektivitas Pemasaran (4) Entrepreneurship (9) Etika Bisnis (6) Etos Kerja (9) Ide Bisnis (4) Inspirasi Bisnis (5) Internet Marketing (8) Jiwa Wirausaha (10) Kebutuhan Manusia (4) Kegagalan Usaha (4) Kepemimpinan (9) Kesalahan Pemasaran (4) Kiat Bisnis (2) Kiat Pemasaran (4) Kiat sukses (8) Kiat sukses Wirausaha (5) Kisah Sukses Wirausaha (8) Komunikasi Pemasaran (5) Konsep Pemasaran (5) Kreativitas Bisnis (4) Kunci Sukses Bisnis (6) Manajemen Bisnis (7) Manajemen Kepemimpinan (1) Manajemen Keuangan (6) Manajemen Konflik (7) Manajemen Mutu (6) Manajemen Mutu DikTi (1) Manajemen Organisasi (6) Manajemen pemasaran (6) Manajemen Pengawasan (7) Manajemen Risiko (6) Manajemen SDM (7) Manajemen Strategi (4) Media Pemasaran (5) Model Bisnis (6) Monetizing Site (8) Motivasi Bisnis (6) Motivasi Diri (1) Panduan blog (6) Panduan Wirausaha (1) Peluang Bisnis (3) Peluang Usaha (7) Peluang Usaha Agro (4) Peluang Usaha Hobi (5) Peluang Usaha Jasa (5) Peluang Usaha Kerajinan (4) Peluang Usaha Kuliner (8) Peluang Usaha Salon (3) Percaya diri (9) Perencanaan Bisnis (9) Perencanaan Pemasaran (8) Perilaku Konsumen (5) Persaingan Bisnis (4) Produktivitas Kerja (5) Rahasia Sukses (4) Ranking Blog (6) Risiko Bisnis (5) Sistem Pemasaran (4) Strategi Bisnis (9) Strategi Pemasaran (12) Studi Kelayakan Bisnis (4) Tingkatkan produktivitas (5) Tips Bisnis (11) Tips Memulai Wirausaha (5) Tips Pemasaran (5)