Latest News

Showing posts with label Manajemen Mutu. Show all posts
Showing posts with label Manajemen Mutu. Show all posts

Friday, June 8, 2012

Manajemen Mutu Bagi Usaha Kecil Dan Menengah

Tidak dapat dielakkan lagi semenjak dibukanya Perdagangan Bebas Asean Free Trade Agreement/AFTA-China 2010 menimbulkan kekhawatiran di kalangan industri di Indonesia. Terlebih lagi bagi pelaku Usaha Kecil Dan Menengah, UKM menjadi kelompok usaha yang memiliki kekhawatiran yang cukup besar. Kekhawatiran yang cukup beralasan, karena belum di buka saja telah banyak produksi industri rumah tangga buatan Cina merambah pasar Indonesia dengan harga yang sangat murah. Lebih murah dari beberapa produk Usaha kecil dalam negeri. Dengan dibukanya CAFTA tentu akan semakin besar barang-barang Cina memasuki pasar yang selama ini menjadi wilayah Usaha kecil dan menengah. Salah satu jalan untuk Meningkatkan Daya Saing Usaha Kecil Dan Menengah Indonesia adalah dengan meningkatkan mutu produk dan efisiensi produksi dengan penerapan Manajemen Mutu.

Kenyataan tersebut menjadi sebuah ancaman sekaligus tantangan bagi usaha kecil dan menengah. Satu-satunya jalan untuk meningkatkan daya saing produk-produk UKM adalah dengan meningkatkan kualitas dan mutu produk UKM. Tidak semua produk luar negeri yang masuk dan bersaing dengan produk UKM memiliki kualitas yang cukup bagus, banyak produk UKM lokal yang lebih baik mutunya tetapi kalah dalam hal harga. Dalam jangka panjang konsumen akan melihat kualitas barang dibandingkan dengan harga yang murah. Karena itu penting bagi UKM untuk menerapkan Manajemen Mutu yang baik bagi produksinya dan melakukan efisiensi proses produksinya sehingga harga produk lebih murah tetapi memiliki kualitas yang baik, yang implikasi lebih jauh akan lebih dipilih oleh konsumen.

Manajemen mutu bagi perusahaan yang telah berkembang di negara maju dan negara-negara berkembang adalah ISO 9001:2000. Standard ini merupakan sarana untuk mencapai tujuan mutu dalam menerapkan Total Quality Control, yang tujuan akhirnya adalah mencapai efektifitas dan efisiensi suatu organisasi.

Standard tersebut meliputi serangkaian prosedur yang mencakup semua proses penting dalam bisnis diantaranya :
* Adanya pengawasan dalam proses pembuatan untuk memastikan bahwa sistem menghasilkan produk-produk berkualitas.
* Tersimpannya data dan arsip penting dengan baik.
* Adanya pemeriksaan barang-barang yang telah diproduksi untuk mencari unit-unit yang rusak, dengan disertai tindakan perbaikan yang benar apabila dibutuhkan.
* Secara teratur meninjau keefektifan tiap-tiap proses dan sistem kualitas itu sendiri.

Manfaat Manajemen Mutu

Pada awalnya penerapan manajemen mutu ini akan �merepotkan� beberapa pihak dalam perusahaan tetapi dalam jangka panjang akan memberi dampak yang positif dan mampu bertahan dalam persaingan di pasar bebas. Dampak yang mudah dirasakan adalah meningkatnya kepuasan pelanggan, sehingga pangsa pasar semakin meningkat.

Beberapa manfaat penerapan manajemen mutu adalah sebagai berikut:
* Mampu membuat sistem kerja dalam organisasi menjadi standard kerja terdukumentasi.
* Meningkatkan semangat kerja karyawan karena ada kejelasan kerja sehingga meningkatkan efisiensi.
* Dipahaminya berbagai kebijakan dan prosedur operasi yang berlaku di seluruh organisasi.
* Meningkatkan pengawasan terhadap pengelolaan pekerjaan.
* Termonitornya kualitas pelayanan organisasi terhadap mitra kerja.

Sertifikasi Mutu

Sertifikasi mutu bagi sebuah organisasi termasuk Usaha Kecil Dan Menengah merupakan sebuah bentuk pengakuan dari pihak luar bahwa organisasi tersebut telah menerapkan manajemen mutu yang sangat penting yang menjamin mutu dan kualitas produknya. Proses ini cukup panjang dan memerlukan waktu yang cukup lama. Sertifikasi sendiri esensinya hanyalah implikasi dari sebuah penerapan manajemen mutu yang baik, bukan tujuan penerapan manajemen mutu. Tidak ada gunanya memiliki sertifikat standard mutu tertentu jika ternyata kenyatannya tidak memiliki kualitas yang baik. Sertifikasi sendiri dilakukan oleh lembaga yang berwenang pada suatu wilayah tertentu.

Pemerintah sendiri telah merencanakan untuk memberikan fasilitas kepada Koperasi, usaha kecil, dan menengah (KUKM) memperoleh sertifikasi Standar Nasional Indonesia (SNI). Pemberian sertifikasi oleh Kementerian Perindustrian (Kemenperin) bertujuan agar KUKM lebih kompetitif dalam menghadapi era perdagangan bebas dengan Asean dan Tiongkok (Asean-Tiongkok Free Trade Agreement/AFTA). Fasilitas ini berupa kemudahan dalam proses kemudahan proses pengurusan SNI (Standard Nasional Indonesia), yang meliputi proses pelatihan dan bantuan dari sisi manajemen agar KUKM bisa mencapai standar. (Galeriukm).

Sumber : http://galeriukm.web.id/

Thursday, June 7, 2012

Standar Sistem Manajemen Mutu

Proses sertifikasi untuk persyaratan Standar Sistem Manajemen Mutu, misalnya ISO 9001:2000, adalah diakui sebagai suatu upaya dan cara uji dari peningkatan kinerja dan produktifitas perusahaan dan juga sebagai pembanding terhadap hasil kerja dan pencapaian keunggulan bisnis.

Bukan hanya karena anda mampu menggunakan sistem manajemen mutu sebagai alat bantu manajemen yang efektif untuk menambah nilai dari produk atau layanan anda, namun anda dapat mendemonstrasikan kepada para pelanggan, rantai perdagangan dan besarnya komunitas dengan kemampuan anda meminimalkan resiko dan mengurangi hasil buang. Meningkatkan keprcayaan pelanggan adalah suatu hal kritis bagi keuntungan dan batas pasar anda, peningkatan melalui tujuan yang telah dijabarkan secara jelas dan cara bertransaksi dari seluruh organisasi.

ISO 9001:2000 disesuaikan untuk berbagai sektor industri, jenis atau ukuran organisasi yang anda jalankan, memberikan arahan bagi prinsipal yang sesuai untuk bisnis anda.

Dengan kemampuan untuk memperlancar sistem and proses bisnis anda, bersamaan dengan kesempatan untuk mengintegrasikan hal-hal tersebut yang telah anda identifikasikan sebelumnya dalam rencana kerja bisnis, dimana pada saat ini anda berada dalam posisi yang lebih baik untuk menjalankan bisnis secara lebih efisien dan efektif. Bukan hanya karena mampu memotong duplikasi kerja yang tidak perlu, namun lebih penting adalah hilangnya waktu dan pengeluaran biaya telah berkurang secara signifikan.

Manfaat-manfaat yang diperoleh secara nyata :
1. Anda memiliki kemampuan bukan hanya untuk bersaing namun menjadi lebih unggul
2. Anda dapat melakukan identifikasi penghematan biaya yang lebih besar
3. Operasional anda lebih berfokus pada cara kesuksesan anda secara lebih jelas
4. Anda mendapatkan manfaat secara lebih mandiri sebagai verifikator dari usaha anda � anda mengetahui bahwa anda benar-benar mengenal usaha anda dan juga karyawan anda akan membantu melakukannya untuk anda.

Banyak lagi standar sistem manajemen dengan sektor bisnis yang lebih spesifik telah didasarkan atas ISO 9000, yaitu sektor bisnis kedirgantaraan, otomotif dan telekomunikasi, pengembangan printi lunak, peralatan medis, perbaikan dan inovasi kendaraan.

Untuk informasi lebih lanjut, dimohon men-download #factsheet dibawah.

Tersedia Factsheets
ISO/TS 16949:2002
TS 16949 adalah suatu standar manajemen mutu internasional yang secara spesifik ditulis oleh industri otomotif dengan kesepakatan persetujuan bersama untuk meningkatkan mutu dan jaminan integritas terhadap penyediaan material untuk industri terkait. Para pengguna standar tersebut diantaranya BMW, Chrysler, Daimler, Fiat, Ford, GM, PSA, Renault dan VW.

� Sedang men-download Factsheets
ISO 13485:2003
ISO 13485 berdasarkan model pendekatan proses ISO 9001:2000 dan standar sistem manajemen yang dikembangkan secara khusus bagi pabrikan peralatan medis. Tujuan utama adalah memberikan fasilitas keselarasan persyaratan mengenai peraturan produksi peralatan medis.

� Sedang men-download Factsheets
AS 9100 / AS 9120
AS 9100 adalah suatu standar manajemen mutu internasional yang secara spesifik ditulis oleh industri dirgantara dengan kesepakatan persetujuan bersama untuk meningkatkan mutu dan jaminan integritas terhadap penyediaan material untuk industri terkait. Standar tersebut diterbitkan di Eropa sebagai EN 9100, di Amerika Serikat sebagai AS 9100 dan kawasan Timur Jauh sebagai SJAC 9100.

� Sedang men-download Factsheets
ISO 9001:2008
ISO 9001 adalah standar internasional yang diakui untuk sertifikasi Sistem Manajemen Mutu (SMM). SMM menyediakan kerangka kerja bagi perusahaan anda dan seperangkat prinsip-prinsip dasar dengan pendekatan manajemen secara nyata dalam aktifitas rutin perusahaan untuk terciptanya konsistensi mencapai kepuasan pelanggan.

Sumber :
http://www.nqa.com/
http://manajemenmutuyes.blogspot.com/

Wednesday, September 21, 2011

Pengenalan Manajamen Mutu Dalam Penerapan Jaminan Mutu Berlabelkan Tanda SNI

Mutu merupakan suatu istilah yang tidak asing bagi setiap orang. Hampir pada setiap kehidupan yang dilakukan manusia, baik secara langsung maupun tidak langsung selalu terkait dengan kata-kata ini. Contoh yang paling sederhana adalah pada saat seseorang hendak membeli sesuatu barang yang diperlukan, maka hal yang pertama yang terpikir dalam pemikirannya adalah bahwa orang tersebut menginginkan barang yang bermutu. Tetapi pernahkah kita merenungkan apakah mutu itu sebenarnya?

Setiap orang akan memiliki pandangan yang berbeda tentang pengertian mutu. Barang yang mudah rusak biasanya disebut sebagai barang yang tidak bermutu, sementara barang yang dapat bertahan lama disebut sebagai barang yang memiliki mutu baik. Pandangan ini merupakan pandangan umum yang berlaku dalam masyarakat. Pandangan seseorang tentang mutu biasanya dikaitkan dengan : harga yang tinggi, dan merek dagang. Mutu secara umum didefinisikan sebagai : sifat, karakteristik, properti, tingkat kesempurnaan dari suatu produk (barang maupun jasa).

Sementara itu berdasarkan Standar Internasional ISO 8402 yang sudah diadopsi menjadi SNI 19-8402-1996 Manajemen Mutu dan Jaminan Mutu, Kosa Kata, Mutu didefinisikan sebagai : "keseluruhan gambaran dan karakteristik suatu produk atau jasa yang berkaitan dengan kemampuan untuk memenuhi atau memuaskan kebutuhan-kebutuhan yang dinyatakan secara langsung atau tersurat maupun secara tidak langsung atau yang tersirat".

Dari definisi di atas, maka produk (baik barang maupun jasa) yang bermutu adalah produk yang dapat memenuhi kebutuhan atau persyaratan, baik yang tersurat maupun yang tersirat. Selanjutnya juga dapat dilihat bahwa banyak faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang terhadap mutu, yang dapat diringkaskan, di antaranya adalah :

a. Sesuai dengan kebutuhan pemakai.
b. Harga produk (berkaitan dengan nilai uang yang dikeluarkan).
c. Waktu penyerahan sesuai dengan keinginan atau kebutuhan dari pelanggan.
d. Waktu pakai (daya tahan berdasarkan lamanya waktu pemakaian).
e. Kehandalan.
f. Kemudahan pemeliharaan.

Untuk memberikan gambaran tentang bagaimana persepsi tentang mutu yang berbeda bagi setiap orang tergantung kepada faktor-faktor pertimbangan di atas, oleh karena itu marilah kita coba untuk melihatnya bersama-sama.

Sumber :
http://www.sinartani.com/olahanpasar/pengenalan-manajemen-mutu-dalam-penerapan-jaminan-mutu-berlabelkan-tanda-sni-1256529491.htm

Tuesday, September 20, 2011

Delapan Prinsip Manajemen Mutu

Sistem manajemen mutu yang diimplementasikan dengan komitmen yang konsisten, akan memberikan manfaat dan kesuksesan bagi semua pemangku kepentingan dalam organisasi kepemerintahan. Untuk mencapai manfaat dan kesuksesan tersebut harus dilandasi dengan beberapa prinsip manajemen mutu yang sudah ditetapkan dalam standar internasional.

Prinsip-prinsip manajemen mutu tersebut harus ditanamkan kepada semua personil untuk dipahami mendasari tindakan-tindakan yang diperlukan dalam membangun dan menerapkan sistem manajemen mutu secara konsisten dan berkesinambungan. Tanpa menggunakan prinsip manajemen mutu tersebut, maka sesungguhnya sistem manajemen mutu tidak akan memberikan manfaat secara keseluruhan.

Secara singkat 8 prinsip manajemen mutu dijelaskan sebagai berikut :

Prinsip 1 : Fokus Pelanggan (Customer Focus)
Keberadaan organisasi sangat bergantung pada pelanggannya dan tanpa pelanggan organisasi tidak akan dapat bekerja. Kita harus berusaha mengerti dan memahami kebutuhan dan harapan yang diinginkan pelanggan. Tak lepas sebagai instansi pemerintah, terutama yang melaksanakan pelayanan publik. Publik adalah pelanggannya yang harus dilayani. Instansi pelayanan publik harus menetapkan fokus pelanggan sebagai perhatian utama dengan bentuk komunikasi yang efektif untuk mencari apa dan bagaimana kebutuhan dan harapan pelanggan.

Prinsip 2 : Kepemimpinan (Leadership)
Setiap Pimpinan harus menunjukkan kepemimpinannya atau ketauladanannya dengan komitmen yang konsisten bagi penerapan sistem manajemen mutu dalam organisasi. Pimpinan harus dapat menciptakan suatu lingkungan yang kondusif dan serasi dengan melibatkan semua karyawan dalam mencapai sasaran mutu organisasi. Ketauladanan untuk konsisten menerapan sistem manajemen mutu akan meningkatkan kinerja organisasi, sehingga semua karyawannya termotivasi untuk selalu bekerja efektif dan efisien dengan sistem manajemen mutu..

Prinsip 3 : Pelibatan Karyawan (Involvement of People)
Sisitem manajemen mutu tidak dapat dilaksanakan secara sendiri, semua personil dalam organisasi harus terlibat. Karyawan yang melaksanakan kegiatan proses produksi pada semua tingkatan harus dilibatkan dalam sistem manajemen mutu agar penerapannya efektif. Karyawan akan merasa terlibat dan termotivasi melaksanakan system manajemen mutu sebagai keputusan strategis untuk mencapai kinerja prima dan mampu memuaskan pelanggannya. Karyawan merupakan esensi dari organisasi dalam rangka kebutuhan bagi penerapan sistem manajemen mutu yang harus ditingkatkan kesejahteraan mereka.

Prinsip 4 : Pendekatan Proses (Process Approach)
Penerapan sistem manajemen mutu diawali dengan mengidentifikasi dan menetapkan proses kerja yang harus dilaksanakan secara konsisten dan berkelanjutan. Rencana dan kendali proses harus ditetapkan secara efektif untuk mencegah penyimpangan dan ketidaksesuaian yang bakal terjadi. Proses merupakan urutan beberapa kegiatan atau suatu set kegiatan yang memerlukan sumber daya untuk mengubah masukan menjadi bentuk keluaran yang sesuai dengan yang diinginkan atau direncanakan. Tujuan pendekatan proses adalah untuk memudahkan pengukuran dan pengendalian mutu dan penyediaan sumber daya yang cukup sesuai spesifikasi yang ditetapkan secara efektif dan efisien.

Prinsip 5 : Pendekatan sistem pada manajemen (System Approach to Management)
Setiap pimpinan harus merencanakan dan mengembangkan sistem yang sesuai untuk memenuhi persyaratan. Setiap aktivitas dalam organisasi harus dilandasi dengan sistem yang harus dikomunikasikan kepada semua karyawan dalam organisasi. Pimpinan harus mengidentifikasi, memahami dan mengelola proses yang saling berhubungan ini sebagai sebuah sistem yang berperan untuk mencapai sasaran yang efektif dan efisien. Manfaat yang dicapai adalah menciptakan kendali yang efektif dalam sistem dan pendokumentasian yang terencana, sehingga mampu menghasilkan mutu produk/jasa pelayanan secara keseluruhan memenuhi persyaratan pelanggan.

Prinsip 6 : Perbaikan berkesinambungan (Continual Improvement)
Prinsip perbaikan berkesinambungan harus diarahkan pada semua karyawan, karena tak seorangpun mampu menjalankan sistem dengan sempurna. Semua karyawan harus dapat belajar dari kesalahan dan secara terus menerus harus memperbaiki sistem kerja tersebut. Perbaikan yang berkesinambungan merupakan bagian dari peningkatan kinerja organisasi untuk mencapai sasaran mutu.

Prinsip 7 : Pendekatan Fakta untuk membuat keputusan (Factual Approach to Decision Making)
Keputusan yang efektif harus didasarkan pada analisis data pengukuran dan informasi obyektif sesuai fakta yang valid, jelas dan tidak bias. Analisis data dari berbagai sumber yang jelas dan terdokumentasi untuk menentukan kinerja organisasi sesuai rencana, sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan, disamping untuk menetapkan keputusan dan tindaklanjut yang diperlukan. Data dan informasi tersebut harus dapat diolah dengan metoda statistik yang sesuai.

Prinsip 8 : Hubungan Pemasok yang saling menguntungkan (Mutually Beneficial Supplier Relationships)
Pemasok atau Penyedia Jasa merupakan unsur yang tidak dapat dipisahkan dalam kegiatan suatu organisasi. Pemasok merupakan bagian dari system manajemen mutu organisasi yang harus dikendalikan untuk mencapai suatu nilai hubungan yang saling bermanfaat dan saling menguntungkan dalam menghasilkan produk/jasa bermutu. Komunikasi yang jelas dengan Penyedia Jasa agar selalu konsisten menerapkan sistem manajemen mutu. Kerjasama yang strategis antara Pengguna Jasa dan Penyedia Jasa akan menjamin kehandalan proses kerja dengan hasil produk/jasa secara tepat waktu, biaya yang murah dan memenuhi standar spesifikasi yang ditetapkan.
Para Pimpinan Instansi harus memahami betul prinsip-prinsip manajemen mutu ini. Kesuksesan penerapan 8 prinsip manajemen mutu tersebut akan menghasilkan manfaat bagi peningkatan kinerja yang dalam rangka penyelenggaraan kepemerintahan yang baik (Good Governance) untuk mencapai kepuasan semua pemangku kepentingan dalam organisasi pemerintahan. (Sumber ISO 9000:2000)

Sumber :
http://www.gapensi.org/modules/artikel.php?ID_Artikel=50&ID_Kategori_Artikel=2
http://manajemenmutuyes.blogspot.com/2009/11/delapan-prinsip-manajemen-mutu.html

Monday, September 19, 2011

Prinsip Manajemen Mutu

Prinsip Manajemen Mutu sebagaimana yang dikemukakan Masaake Imae ( 1971) yang ditulis dalam bukunya berjudul 10 QC Maxims yang kemudian juga menjadi acuan dalam standar ISO 9001. Instisari dari sepuluh prinsip itu dapat dijelaskan secara singkat sbb :

1. Terapkan PDCA dalam Setiap Tindakan
Pengendalian dan perbaikan mutu merupakan kegiatan yang berkelanjutan yang harus dijalankan secara sistematis dengan menerapkan pendekatan manajemen (PDCA) PLAN, DO, CHECK and ACTION (Urutan Prioritas) dari setiap Karakteristik.

Setelah memahami ekspektasi pelanggan terhadap karakteristik mutu produk, kita dapat melanjutkan pertanyaan ketiga tentang bagaimana kepentingan relatif (urutan prioritas) dari setiap karakteristik itu. Untuk menjawab pertanyaan ini, kita dapat menggunakan suatu alat yang populer dewasa ini, yaitu: Penyebaran Fungsi Mutu (Quality Function Deployment = QFD).

Dalam kenyataan, karakteristik mutu yang diinginkan oleh pelanggan, tingkat ekspektasi pelanggan dan kepentingan relatif dari setiap kreteria dapat saling bertentangan, sebagai misal :
Mobil dengan akselerasi cepat dan hemat dalam penggunaan bahan bakar merupakan karakteristik yang diinginkan pelanggan, namun memiliki trade off di antara kedua karakteristik itu.

Restoran dengan pelayanan prima, makanan yang enak, dan harga yang rendah, merupakan karakteristik mutu yang dinginkan oleh pelanggan, namun saling bertentangan dengan satu dan lainnya.

Sistem komputer dengan keamaman tinggi dan akses yang mudah, merupakan karakteristik mutu yang diinginkan pelanggan, namun saling bertentangan antara satu dengan yang lainnya. Engineering design yang aman, andal, efesien, dan tidak mahal merupakan karakteristik mutu yang dinginkan pelanggan, namun).

2. Kendalikan kegiatan sejak awal
Pengendalian mutu hendaknya dilakukan sejak awal atau sedini mungkin pada setiap proses, sebab keterlambatan pengendalian akan menjadi penerobosan yang tidak perlu yang sebenarnya dicegah.

3. Jangan menyalahkan orang lain
Sikap menyalahkan orang lain tidak akan menyelesaikan masalah. Sebaliknya akan menimbulkan masalah baru. Bila ditemukan masalah, jangan mencari siapa yang bersalah.Tetapi pikirkanlah penyebab terjadinya masalah dan temukan langkah-langkah perbaikannya.

4. Bertindak berdasarkan prinsip prioritas
Prinsip prioritas adalah prinsip mengutamakan yang utama, atau mendahulukan yang penting dalam melakukan suatu tindakan. Sebelum bertindak, pertimbangkan tingkat kepentingan dari apa yang akan dilakukan. Bila tindakan itu terkait dengan pemecahan masalah, prioritas hendaknya diberikan pada masalah yang paling penting atau paling besar pengaruhnya dalam pencapaian tujuan. Biasanya dalam pemecahan masalah juga berlaku prinsip pareto atau prinsip 20:80, artinya dalam pemecahan suatu masalah, hendaknya prioritas diberikan pada 20% penyebab utamanya yang menimbulakn dampak perbaikan 80%.

5. Proses berikutnya adalah Pelanggan
Pelanggan adalah proses berikutnya yang menerima atau menggunakan jasa atau produk dari proses sebelumnya. Dalam rangkaian diagram diatas, A sampai L adalah pelanggan. Konsep hubungan pelanggan-pemasok ini bisa diaplikasikan secara internal maupun secara eksternal.Secara internal, setiap proses adalah pelanggan saat menerima hasil kerja dari unit lain. Secara eksternal semua mata rantai produk, mulai dari distributor, agen, pengecer sampai pembeli atau pemakai langsung suatu produk atau jasa adalah termasuk dalam pengertian hubungan pelanggan-pemasok.

Setiap proses berikutnya memiliki empat hal pokok yang sangat penting dan menjadi fokus pemikiran bagi proses sebelumnya.Empat hal pokok itu adalah kebutuhan, persyratan, harapan, dan persepsi.Kedua pihak hendaknya sebelumnya harus memikirkan apa yang dibutuhkan, diisyaratkan, diharapakan dan dipersepsikan oleh proses berikutnya. Upaya sistematis untuk mengidentifikasi dan memenuhi empat hal pokok itu dinamakan fokus pelanggan.

6. Setiap Tindakan Perbaikan Diikuti Pencegahan
Tindakan koneksi adalah tindakan awal untuk menghilangkan fenomena dari suatu kondisi yang tidak diinginkan. Kondisi yang tidak diinginkan adalah masalah. Misalnya terjadi penyimpangan berat produk. Setelah penyimpanagan dikoreksi, selanjutnya perlu dianalisa secara lebih teliti sampai ditemukan akar penyebab yang paling dalam. Bila akar penyebab telah dapat diidentifikasi, maka selanjutnya dipikirkan alternatif cara yang paling efektif untuk mencegah terulangnya masalah yang sama.Tindakan koreksi dan tindakan pencegahan idealnya dilakukan bersamaan terhadap suatu maslah.Contoh tindakan pencegahan pada contoh kasus di atas misalnya melakukan kalibrasi secara berkala terhadap mesin pengantongan dan menyediakan prosedur untuk pemeliharaan preventif.

Apa yang dikatakan standar ISO 9001 tentang perbaikan? Perusahaan harus mengambil langkah-langkah untuk mengeliminasi penyebab terjadinya ketidak sesuaian agar masalah yang sama tidak terulang kembali.Tindakan yang diambil haruslah dengan dampak yang ditimbulkan.

Apa yang dikatakan standar tentang pencegahan? Perusahaan harus memastikan langkah-langkah yang diambil untuk menghilangkan penyebab-penyebab ketidak sesuaian untuk pencegahan yang diambil haruslah sesuai dengan dampak potensi yang ditimbulkan.

Fokus sistem manajemen mutu pada hakekatnya adalah mencegah terjadinya kegagalan pada seluruh tahapan mulai input,proses sampai outpru akhir dengan pendekatan sistematik holistik, sinergistik dan antisipatif.

7. Berbicara berdasarkan Data
Data adalah dasar untuk melakukan suatu tinadakan. Dalam penyelesaian masalah data menjadi landasan bertindak agar keputusan yang diambil tepat dan benar. Agar pemanfaatan data dapat tepat dan benar maka pendekatan statistik sangat dianjurkan dalam sistem manajemen mutu industri otomotif ISO / TS 16949 penerapan statistik merupakan keharusan.

8. Perbaikan Diawali dengan Penetapan Sasaran
Tujuan dari suatu tindakan haruslah jelas dan ditentukan sejak awal agar efektivitas tindakan dapat dinilai secara objektif. Sistem manajemen mutu ISO 9001 mensyaratkan perusahaan untuk menetapkan tujuan. Dikatakan : sasaran-sasaran muttu, termasuk sasaran lainnya yang diperlukan untuk mencapai kesesuaian produk ditetapkan pada unit-unit fungsional pada berbagai tingkatan dalam perusahaan.Sasaran mutu dibuat spesifik dan sejalan dengan kebijakan mutu.

Sasaran perlu ditetapkan agar evaluasi keberhasilan dapat dilakukakn setelah perbaikan.Dalam penetapan sasaran biasanya digunakan prinsip �SMART�.

S =Spesific : sasaran harus jelas dan spesifik
M =Measurable : sasaran harus dapat diukur
A =Attainable : sasaran harus realistis dan mungkin dicapai
R =Reasonable : harus ada alasan terhadap pemilihan sasaran.
T =Time : sasaran harus dicapai dalam waktu yang telah ditentukan.

9. Market in Concept
Konsep dasar merupakan suatu pendekatan dalam pengembangan produk dengan memfokusakan perhatian pada kebutuhan pasar, bukan pada apa yang mampu diproduksi atau dibuat oleh perusahaan. Hampir sama dengan konsep fokus pelanggan, konsep pasar lebih menekankan pada kebutuhan pasar.Sebelum memproduksi secara massal sebaiknya prusahaan meliti kebutuhan pasar.Secara lebih fokus kebutuhan pasar berarti melihat kebutuhan,persyratan, harapan, calon pelanggan pad segmen yang menjadi terget.

10. Biasakan Mencatat, Membuat Prosedur dan Menetapkan Standar.
Menyediakan prosedur tertuilis dan penetapan standar mutu/hasil kerja harus selalu dijadikan kebiasaan dalam setiap kegiatan, sehingga tidakan pengendalian dan penungkatan mutu dapat lebih konsisten dan mudah dilakukan.

Sumber :
http://www.pdambandarmasih.com/forumpdam/index.php?topic=10.0
http://manajemenmutuyes.blogspot.com/

Sunday, September 18, 2011

8 Prinsip dalam Manajemen Mutu

Terdapat 8 prinsip dalam sistem manajemen mutu, dimana elemen kuncinya adalah sbb :
1. Fokus pada pelanggan
2. Kepemimpinan yang berorientasi pada mutu
3. Keterlibatan segenap karyawan
4. Pendekatan pada proses
5. Pendekatan berbasis fakta untuk mengambil keputusan
6. Pendekatan sistem
7. Spirit untuk melakukan perbaikan terus menerus
8. Hubungan yang produktif dengan pemasok.

Masing-masing elemen diatas akan dijelaskan dalam bagian berikut ini.

Fokus pada Pelanggan.
Dalam aspek ini maka manajemen harus melakukan hal-hal berikut ini :
� Harus memahami kebutuhan pelanggan
� Memenuhi kebutuhan pelanggan
� Berusaha melebihi persyaratan pelanggan
� Secara proaktif menetapkan level kepuasan pelanggan

Kepemimpinan yang berorientasi pada mutu.
Dalam aspek ini para pemimpin organisasi harus melakukan :
� Menetapkan kebijakan mutu serta mengidentifikasi dan menyediakan sumber daya yang dibutuhkan untuk memenuhi mutu
� Menciptakan lingkungan kerja dimana semua personel ambil bagian dalam pencapaian target atau sasaran organisasi

Keterlibatan segenap karyawan.
Personel semua level adalah inti organisasi. Semuanya secara penuh harus ikut serta dalam kelangsungan bisnis organisasi, sehingga teridentifikasi kebutuhan kompetensi serta tersedia pelatihan untuk pengembangan kompetensi.

Dan pada gilirannya, pegawai yang kompeten akan mampu menciptakan keunggulan faktor manusia untuk mencapai kesesuaian mutu produk.

Pendekatan Proses
� Orientasi pada proses kerja yang efektif
� Sumber daya dan aktivitas dikendalikan sebagai proses
� Secara sistematis mengidentifikasi dan mengendalikan proses yang digunakan untuk memastikan kesesuaian produk

Pendekatan Sistem
� Mengidentifikasikan, memahami dan mengendalikan sistem dan interaksi antar proses untuk memberikan kontribusi pada efektifitas dan efisiensi organisasi, sehingga :
� Terbangun sasaran mutu pada tiap proses
� Tercipta interaksi dan rangkaian proses yang benar
� Terpantau efektifitas tiap proses

Perbaikan terus menerus.
� Terdapat proses untuk secara reguler mengevaluasi tingkat kinerja
� Proses evaluasi selalu disertai dengan corrective action dan gagasan untuk meningkatkan kinerja

Pendekatan Faktual (fakta) untuk Pengambilan Keputusan
� Proses pengambilan keputusan didasarkan pada fakta dan data, disertai dengan analisa yang logis
� Dengan demikian penyediaan data yang valid merupakan sebuah proses yang harus dipenuhi

Hubungan dengan Pemasok
� Terdapat persyaratan mutu minimum yang ditetapkan kepada setiap pemasok
� Dilakukan kerjasama intensif dengan seluruh mata rantai pemasok untuk menciptakan proses kerja yang efektif, efisien dan mampu memenuhi persyaratan mutu

Sumber : http://rajapresentasi.com

Tags

Aksesori Blog (3) Analisa Bisnis (4) Bisnis Hobi (10) Bisnis Jasa (7) Bisnis Kerajinan (12) Bisnis Kosmetik (1) Bisnis Makanan (13) Bisnis Money Game (1) Bisnis online (10) Bisnis Retail (6) Bisnis Rumahan (5) Bisnis Sampingan (7) Bisnis Sektor Agro (6) Bisnis sektor Ternak (1) Bisnis Souvenir (6) Bisnis Waralaba (6) Cara Sukses Bisnis (6) Character building (9) Definisi Pemasaran (3) Domain and Hosting (6) Efektivitas Pemasaran (4) Entrepreneurship (9) Etika Bisnis (6) Etos Kerja (9) Ide Bisnis (4) Inspirasi Bisnis (5) Internet Marketing (8) Jiwa Wirausaha (10) Kebutuhan Manusia (4) Kegagalan Usaha (4) Kepemimpinan (9) Kesalahan Pemasaran (4) Kiat Bisnis (2) Kiat Pemasaran (4) Kiat sukses (8) Kiat sukses Wirausaha (5) Kisah Sukses Wirausaha (8) Komunikasi Pemasaran (5) Konsep Pemasaran (5) Kreativitas Bisnis (4) Kunci Sukses Bisnis (6) Manajemen Bisnis (7) Manajemen Kepemimpinan (1) Manajemen Keuangan (6) Manajemen Konflik (7) Manajemen Mutu (6) Manajemen Mutu DikTi (1) Manajemen Organisasi (6) Manajemen pemasaran (6) Manajemen Pengawasan (7) Manajemen Risiko (6) Manajemen SDM (7) Manajemen Strategi (4) Media Pemasaran (5) Model Bisnis (6) Monetizing Site (8) Motivasi Bisnis (6) Motivasi Diri (1) Panduan blog (6) Panduan Wirausaha (1) Peluang Bisnis (3) Peluang Usaha (7) Peluang Usaha Agro (4) Peluang Usaha Hobi (5) Peluang Usaha Jasa (5) Peluang Usaha Kerajinan (4) Peluang Usaha Kuliner (8) Peluang Usaha Salon (3) Percaya diri (9) Perencanaan Bisnis (9) Perencanaan Pemasaran (8) Perilaku Konsumen (5) Persaingan Bisnis (4) Produktivitas Kerja (5) Rahasia Sukses (4) Ranking Blog (6) Risiko Bisnis (5) Sistem Pemasaran (4) Strategi Bisnis (9) Strategi Pemasaran (12) Studi Kelayakan Bisnis (4) Tingkatkan produktivitas (5) Tips Bisnis (11) Tips Memulai Wirausaha (5) Tips Pemasaran (5)