Latest News

Showing posts with label Model Bisnis. Show all posts
Showing posts with label Model Bisnis. Show all posts

Saturday, March 5, 2011

6 Bisnis Paling Menjanjikan di 2011

Baru-baru ini, IBISWorld, sebuah lembaga yang mengelola sejumlah penelitian tentang pasar dari Amerika Serikat, merilis penelitian terbaru mereka mengenai tren bisnis yang menjanjikan di tahun 2011. Hasil penelitian yang dimuat di majalah Inc tersebut barangkali bisa dijadikan referensi bagi kita untuk memutuskan, peluang apa saja yang mungkin digarap. Tentu, tidak menutup kemungkinan ada bisnis menjanjikan selain yang disebutkan. Apa saja bisnis tersebut dan bagaimana analisisnya, berikut kami rangkumkan untuk Anda...



- Agen Penagih Utang

Barangkali, di Indonesia, bisnis semacam ini kurang lazim. Tapi, itulah kenyataannya. Meski banyak keluhan di surat pembaca tentang kelakuan para penagih utang (debt collector), bisnis menagih utang ini ternyata menurut IBISWorld adalah bisnis yang menjanjikan. Sebab, saat ini, dengan kemudahan kredit, baik untuk konsumsi ataupun membeli rumah, ada banyak orang yang mungkin macet kreditnya. Dan, di sanalah peluang usaha di bisnis ini terbuka lebar.



- Bisnis Penjualan dan Lelang Barang Online

Menurut beberapa catatan penjualan dari berbagai media, terlihat kecenderungan peningkatan penjualan online yang sangat signifikan di tahun 2010. Di Indonesia, bahkan menjual lewat Facebook atau forum semacam KasKus meningkat tajam. Jika tren ini terus berlanjut, bisnis online ini menurut IBISWorld akan mencetak keuntungan yang makin besar pada tahun ini.



IBISWorld bahkan memperkirakan, tingkat keuntungannya akan tumbuh mencapai 11,4 persen di tahun 2011.



- Konsultan Lingkungan

Konsultan yang berhubungan dengan lingkungan barangkali masih kurang kita dengar kiprahnya di Indonesia. Tapi, di sanalah peluang membentang. Sebab, menurut IBISWorld, tingkat kepedulian masyarakat terhadap lingkungannya makin meningkat. Apalagi, perubahan iklim yang menyebabkan bencana di hampir setiap penjuru dunia, menjadi indikasi agar kita makin memperhatikan lingkungan sekitar.



Untuk itu, bagi yang ingin membangun bangunan, taman, jalan, atau berbagai properti serta sarana dan prasarana lain, nantinya akan sangat memerlukan jasa konsultan ini. Karena itu, IBISWorld memperkirakan, tingkat keuntungan bisnis ini mencapai 7,5 persen di tahun 2011.



- Jasa Penilai Properti

Selama ini, di Indonesia, yang bisa menilai harga properti biasanya didominasi oleh para pegawai jasa gadai, baik dari pegadaian atau perbankan. Namun, menurut IBISWorld, penilaian properti akan jadi usaha jasa yang cukup menjanjikan. Sebab, bagi orang yang akan menjual atau membeli properti sebagai investasi atau ditempati, akan bisa mendapatkan harga terbaik dari propertinya. Barangkali, karena profesi ini belum cukup lazim sebagai usaha yang terlepas dari perbankan atau pegadaian, ini mungkin akan jadi usaha yang cukup prospektif jika ditekuni.



- Agen Periklanan

Dengan banyaknya usaha baru bermunculan, promosi dan pemasaran menjadi hal penting yang harus diperhatikan. Apalagi, kini makin marak media promosi baru yang memanfaatkan dunia sosial media. Hal inilah yang menurut IBISWorld menjadikan peluang agen periklanan makin bagus di tahun 2011. Lebih jauh, mereka menyebut biro iklan yang memiliki basis dunia mobile dan mampu meraih ceruk yang unik (niche) akan jadi pemenang besar di tahun 2011.



- Konsultan dan Pelatihan Karier

Dengan makin banyaknya tenaga kerja, makin besar pula persaiangan untuk mendapatkan pekerjaan. Karena itu, kemampuan ekstra dari seorang pencari kerja akan jadi nilai lebih. Untuk meningkatkan performa tersebut, biro jasa pelatihan dan konsultan karier akan menjadi salah satu solusi untuk menaikkan kemampuan sekaligus daya jual di dunia kerja bagi seseorang.



Bukan hanya itu, pemerintah pun dipandang akan terus berusaha membuka lapangan pekerjaan untuk mendorong lebih banyak orang untuk mandiri. Dan, di sanalah peluang pelatihan akan sangat menjanjikan.



Sumber : http://www.andriewongso.com

Wednesday, February 9, 2011

Menggugat Model Bisnis Blackberry

Ada banyak isu yg dibahas mengenai Blackberry. Isu utama yang diusung oleh Menteri Komunikasi dan Informatika Tifatul Sembiring memang soal konten pornografi. Ternyata begitu dibedah lebih dalam, incaran utama pemerintah bukan itu.



Ketua Komisi I DPR Mahfudz Siddiq mengakui bahwa pornografi bukan isu besar dari keriuhan Blackberry ini. Peringatan keras pemerintah untuk Research in Motion (RIM) selaku produsen Blackberry semata masalah kepatuhan terhadap peraturan perundangan di Indonesia. Misalnya, ketiadaan kantor RIM dan server di Indonesia menjadikannya bukan sebagai objek pajak.



Dia memperkirakan penghasilan yang diraup RIM dari 2,1 juta pelanggan di Indonesia lebih dari 17 juta dolar AS per bulan tanpa dipajaki. Selain itu juga masalah kerahasiaan layanan Blackberry yang tak bisa diakses pemerintah guna mengantisipasi kejahatan melalui dunia maya. ''(Tapi) bukan soal rahasia negara,'' tepis Mahfudz.



RIM Senin (10/1) lalu sudah menyatakan tunduk kepada tuntutan pemerintah untuk memblokir situs pornografi yang diakses melalui jaringan Blakcberry Internet Service (BIS). Pada Desember lalu, Direktur RIM Asia Pasifik Gregory Wade juga sudah menegaskan kesungguhan niat RIM berinvestasi di Indonesia dengan pembukaan PT RIM Indonesia.



Memang belum semua tuntutan bisa dipenuhi atau disepakati RIM. Salah satunya adalah layanan BIS yang selama ini dinilai bermasalah. Kepala Bidang Regulasi Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) Heryadi mengatakan, layanan Blackberry adalah campuran antara aplikasi konten dan sekaligus jaringan internet. Layanan seperti push mail dan Blackberry Messenger (BBM) memang murni konten. Tapi tidak demikian dengan layanan BIS.



Wajib berlisensi ISP



Selama ini pemakai Blackberry berlangganan layanan BIS melalui operator telepon seluler di Indonesia selaku pemilik jaringan GSM 3G. Namun, jaringan GSM itu hanya menjadi tempat lewat data saja karena yang mengoperasikan sepenuhnya layanan BIS adalah RIM di Kanada. Ini identik dengan model bisnis dan kerjasama pemanfaatan jaringan antara operator seluler Indosat dengan anak usahanya IndosatM2 yang bergerak di layanan internet bergerak.



Heryadi menegaskan, layanan proxy internet di BIS RIM itu sudah identik dengan //transparent proxy// yang biasa digunakan oleh perusahaan penyedia jasa akses internet (ISP) di Indonesia. ''Selama layanan atau fitur proxy internet ini diterapkan dalam fitur BIS, maka BIS wajib berlisensi ISP,'' tegasnya.



APJII menawarkan dua opsi kepada RIM. Pertama, RIM tidak menerapkan fitur transparent proxy internet di layanannya kecuali hanya konten push mail dan BBM atas servernya sendiri sehingga RIM tidak perlu berlisensi ISP. Kedua, jika RIM tetap menerapkan transparent proxy internet seperti saat ini (RIM menyebutnya third party access), maka RIM wajib berlisensi ISP.



Tak bayar pajak



Pilihan yang kedua membawa konsekuensi. RIM wajib menempatkan internet exchange point (router atau gateway) dan juga server di dalam negeri sehingga bisa dikenakan pajak layanan jasa internet seperti halnya ISP lain. ''Ini //fairness//, karena saat ini layanan mereka tidak berpajak,'' kata Heryadi.



Kewajiban yang setara dengan ISP lain yaitu membuka lapangan kerja. Karena BIS RIM itu layanannya identik dengan modem internet bergerak BROOM IM2 milik Indosat, maka akan ada perusahaan lokal BIS RIM sekelas Indosat IM2 dengan ribuan pegawai. Lalu akan ada kewajiban pajak universal service obligation (USO), pajak perusahaan (PPh Badan), dan pajak pertambahan nilai (PPN).



''Saat ini, layanan BIS RIM menerapkan model bisnis yang unfair dan sangat mengeruk tapi tidak memiliki kontribusi apa pun pada negara,'' kata Heryadi. Dia membandingkannya dengan anggota APJII yang hanya ISP kecil di daerah dengan omzet hanya puluhan sampai ratusan juta rupiah saja masih bisa memberi kontribusi dengan membuka lapangan kerja, USO, dan pajak.



Heryadi memperkirakan RIM meraup komisi 15 juta dolar AS per bulan dari pelanggan di Indonesia. Ini belum termasuk keuntungan dari penjualan handset Blackberry. Sementara RIM tak punya kewajiban apa pun di Indonesia karena tak punya kantor perwakilan. Heryadi membuat ilustrasi pendapatan pemerintah dari pemberlakuan lisensi ISP adalah 250 ribu dolar AS per bulan untuk pajak USO. Kemudian PPh Badan 160 ribu dolar AS per bulan dan PPN 1,5 juta dolar AS per bulan. Belum lagi PPn 10 persen dari penjualan handset Blackberry.



Bila RIM membuka kantor perwakilan di Indonesia, dampak ikutannya akan semakin besar. Sebuah perusahaan ISP terbesar di Indonesia mempunyai seribu karyawan yang melayani 250 ribu pelanggan. Dengan lebih dari 2,1 juta pelanggan Blackberry di Indonesia, berapa ribu anak bangsa yang bisa dinafkahi RIM sebagai karyawan?



Sumber : http://www.republika.co.id/

Wednesday, October 27, 2010

Buatlah Model Bisnis Sebelum Anda Memulai Berbisnis

Sebelum anda memulai bisnis, buatlah rencana yang matang. Setelah anda memutuskan untuk berbisnis, tetapkan goal yang ingin dicapai, dan tetapkan produk yang akan dijual, dan langkah selanjutnya adalah membuat model bisnis (business model) anda.



Dalam membuat model bisnis, ada beberapa pertanyaan yang perlu diperhatikan, antara lain:

1. Siapakah calon customer anda dan apakah kebutuhan yang diinginkan oleh calon customer anda.

2. Bagaimana mekanisme penjualan yang akan diterapkan agar dapat memastikan pendapatan yang diterima lebih besar dari biaya yang dikeluarkan.



Beberapa tips membuat model bisnis, adalah sebagai berikut:

1. Tetapkan jenis produk yang spesifik / unik.

Semakin spesifik kita menggambarkan produk kita kepada konsumen, semakin baik hasilnya. Jangan takut untuk meniru produk orang lain yang memang belum dipasarkan di customer kita asal produk itu memenuhi kebutuhan customer. Jangan takut �tersegmen� dan tidak menguasai semua kontrol.



Hampir 95% perusahaan besar diawali dengan segmen pasar yang kecil yang spesifik / unik kemudian berkembang (80% berkembang dengan sendirinya) menjadi besar dengan merambah ke banyak segmen



2. Buatlah mekanisme yang sederhana

Usahakan untuk menggambarkan model bisnis secara sederhana, cukup dengan 10 kata atau kurang, gunakan secara bijak dan dengan istilah sehari-hari. Hindari jargon bisnis yang sedang naik daun (strategis, misi penting, kelas dunia, dll). Ingat, bahasa bisnis berbeda dengan model bisnis. Contoh model bisnis eBay �Yang dibutuhkan hanyalah seperti yang tertera dan komisi� itu saja.



3. Jangan takut meniru seseorang

Yakinlah usaha anda sudah dilakukan banyak orang sebelumnya, hanya anda semakin pintar dan inovatif dalam hal teknologi, pasar, dan segmen konsumen. Cobalah untuk mengaitkan model bisnis kita dengan model bisnis yang sukses dan benar-benar kita pahami. Jangan pertaruhkan model bisnis baru yang beresiko tinggi, karena banyak pertaruhan lain di depan.



Pertimbangkan atau hitung beberapa hal sederhana berikut:

1. Hitung biaya bulanan

2. Hitung laba kotor setiap unit produk

3. Hitung biaya bulanan dengan membaginya dengan laba kotor setiap unit produk

4. Tanyakan kepada teman yang terpercaya apakah menurut mereka anda bisa menjual sejumlah unit diatas.



Selanjutnya tetapkan ruang lingkup kerja bisnis anda.

1. Milestones

Cari tau tanda yang menunjukan perkembangan yang penting dalam perjalan bisnis, jika milestone ini tidak terpenuhi maka bisnis kita sekarat. Fokuslah pada yang penting.



Beberapa contoh milestones pebisnis pemula:

� Pembuktian konsep bisnis (produk dan pasar)

� Kesempurnaan produk

� Prototipe produk

� Modal jika produk laku keras

� Peluncuran percobaaan ke pelanggan

� Break even point.



Anda bisa tentukan sendiri Milestone anda. Buatlah jadwal untuk milestone anda, alokasikan waktu 80% untuk mengerjakan dan mencapainya

Latihan sederhana:

Buatlah jadwal milestone anda secara prioritas dan pampangkan di ruang tamu. Pastikan semua karayawan, tamu, siapa aja yang masuk kantor anda membacanya. perhatikan efeknya.



2. Buatlah Asumsi

Berdasarkan milestone yang dibuat, sekarang buatlah asumsi yang berkenaan dengan bisnis. contoh beberapa asumsi

- Matrik kerja produk/jasa

- Ukuran pasar

- Margin kontor

- Tingkat konversi prospek menjadi konsumen

- Siklus pembayaran utang-piutang

- Dll

terus telusuri asumsi ini dan jika asumsi kita salah cepatlah bertindak



3. Tugas

Buatlah tugas yang dibutuhkan untuk merancang, memproduksi, menjual,mengirim, dan apa aja yang mendukung produk/jasa. contoh tugas-tugas itu adalah

- Menyewa ruang kantor

- mencari tenaga sales

- menyiapkan sistem akuntansi

- melengkapi dokumen legal

- mempersiapkan asuransi

- dlL



Tujuannya agar kita memahami dan mengapresiasi totalitas pencapaian perusahaan. Yang penting, aktifitas ini menghindari agar tidak tergelincir di saat-saat awal, yang sering kali merupakan saat yang penuh euforia

Thursday, October 14, 2010

Inovasi Model Bisnis (Business Model)

Inovasi yang paling memiliki dampak besar dalam bisnis adalah inovasi pada bisnis model. Meski secara sekilas, inovasi paling kuat adalah di bidang teknologi tetapi inovasi teknologi baru memiliki dampak bila menemukan model bisnis yang tepat.



Berikut ini adalah beberapa model bisnis yang sedang fenomenal.



1. Model bisnis franchise. Meski model bisnis franchise telah bertahun-tahun ditemukan tetapi saat ini semakin kuat menjadi landasan. Franchise besar yang sering kita kenal adalah semacam Mc Donald, KFC, dan Coca Cola.



Saat ini franchise juga berkembang untuk bisnis-bisnis kecil. Lihatlah sekali waktu pameran AFI (Asosiasi Franchise Indonesia). Di sana kita akan menemukan puluhan tawaran franchise yang nilai investasinya hanya beberapa atau belasan juta rupiah.



Model bisnis franchise memiliki berbagai keunggulan. Di antaranya nama besar, network, dan kelenturan.



2. Model Bisnis Freemium. Model bisnis ini tampak seperti plesetan dari premium. Tetapi dengan masuknya era digital, model bisnis freemium memiliki keunggulannya sendiri.



Model bisnis freemium memberikan layanan atau produk free kepada pelanggannya. Lalu dari mana mereka memperoleh uang?

Tentu mereka memperoleh uang dari sumber lain. Salah satu sumber utama tentu saja iklan.



Google adalah salah satu contoh bisnis freemium yang sukses. Kita menggunakan jasa google benar-benar free atau gratis. Tetapi semakin banyak pengguna, yang gratisan itu, maka google semakin untung. Pendapatan google adalah dari iklan yang dibayar pemasang dengan hitungan pay per click

Saturday, September 25, 2010

Overview Of Business Model

In the last few years, the concept of the business model has become popular. New types of businesses, often created using the internet, have needed new models. When designing a new business, the model it uses is likely to be a crucial factor in its success. The other type of business that needs to worry about a business model is a business in a steadily declining market.



Chesbrough and Rosenbloom (2002), searching the Web in May 2000, found 107,000 references to the term. In June 2004, the same search found 2,130,000 mentions on Google. However the vast majority of these references are passing references that don't think about what a business model actually is.



Audience Dialogue has evaluated websites for some a variety of organizations, and we've found that many of them have not developed a clear set of objectives for their website - and are thus unable to assess its effectiveness. So we searched the Web, as well as books and academic journal articles, looking for a method of putting together a business model. To our surprise, we didn't find anything usable - so we ended up developing our own concept for a business model.



Despite the two million references to business models, surprisingly few articles have focused on this concept. The most-cited recent article is that by Timmers (1998), which offers a classification scheme for business models for e-commerce. Rappa (2000) extends that scheme, noting that "the business model spells out how a company makes money by specifying where it is positioned in the value chain." He identifies 29 different types of business model, in 9 categories.



Chesbrough and Rosenbloom point out that "while the term �business model� is often used these days, it is seldom defined explicitly." That paper (expanded in Chesbrough's 2003 book) specifies six functions of a business model:



1. to articulate the value proposition

2. to identify a market segment

3. to define the structure of the firm�s value chain

4. to specific the revenue generation mechanisms

5. to describe the position of the firm within the value network

6. to formulate the competitive strategy.



That's a concise summary of what a business model does - but how does it do it? They don't say. Let's move on to Afuah and Tucci (2000), who wrote the book that most specifically covers this topic. However, in 300 pages, it fails to give one full example of a business model. Also, as Dubosson-Torbay et.al (2002) point out, this book "neglects the customer aspect" - it's about what the model does for the business, not for the customers. Alt and Zimmerman (2001), again focusing on the Internet, noticed that the term "business model" was not consistently defined, and that a consensus on the elements of business models was lacking.



Several writers have produced typologies of business models, all focusing on the internet. For example, Bienstock et.al (2002) offer a "complete taxonomy" of web business models, based on four factors: number of buyers, number and type of sellers, nature and frequency of product offering, and price mechanisms. Vassilopoulou et.al (2002) propose a framework for the classification of e-business models, and Betz (2002) came up with yet another taxonomy, developing six generic types of business model. Dubosson-Torbay et.al (2002), in a more detailed article than the others, present a more flexible multidimensional classification scheme. The 2003 article by Hedman and Kalling is also detailed, but again gives a static view of a business model - despite all the evidence that initial business models are often unsuccessful, and need to keep being modified until a viable model is found.



Roger Clarke (2004), in a discussion of the adoption of open-source software, created a framework for e-business models, with four questions:



1. Who pays? (consumer, producer, or third parties?)

2. What for? (e.g goods, services, expertise, assurances of quality or security.)

3. To whom?

4. Why? (e.g. perceived value, or being locked in.)



Answers to those questions, according to Clarke, would form a business model - but again, it's static.



Several writers, including Chesbrough and Rosenbloom (2002) and Magretta (2002, in the Harvard Business Review) emphasize the need for flexibility in a business model for a new enterprise, pointing out that many successful businesses change their initial model. Therefore, a model whose assumptions are transparent is more easily reviewed than a model lacking explicit linkages between its elements.



To summarize the writings on business models, most of the above papers and books focus on producing taxonomies or categorizations, or on stating what business models include or exclude. There was broad agreement between the various definitions in only two areas: that a business model (i) focuses on the mechanisms for generation of revenue in the value chain, in terms of (ii) broad principles (rather than the detail to be found in a full business plan). There was no consistent agreement on the other aspects of a business model.



However, when it comes to the question of "what does a business model actually look like?" only Chesbrough and Rosenbloom (2002) and Afuah and Tucci (2000) offer detailed descriptions - but their concepts of a business model are so detailed that others would describe such a model as a business plan.



Bearing in mind the use of the term "model" in systems theory, and that many of the above articles were from ICT-oriented journals, one might have expected to find a business model defined in systems terms - with inputs, processes, and outputs. However, of the 50-odd articles we looked at, only one by Betz (2002) used such an approach - and then only in a very general sense.

Saturday, October 3, 2009

An Introduction to Business Model

A business model is a framework for creating economic, social, and/or other forms of value. The term business model is thus used for a broad range of informal and formal descriptions to represent core aspects of a business, including purpose, offerings, strategies, infrastructure, organizational structures, trading practices, and operational processes and policies.



Conceptualization of business models try to formalize informal descriptions into building blocks and their relationships. While many different conceptualizations exist, Osterwalder [Alexander Osterwalder, The Business Model Ontology - A Proposition In A Design Science Approach, Thesis, 2004] proposed a synthesis of different conceptualizations into a single reference model based on the similarities of a large range of models, and constitutes a business model design template which allows enterprises to describe their business model.



4 pillars of business models:

Infrastructure

� Core capabilities: The capabilities and competencies necessary to execute a company's business model.

� Partner network: The business alliances which complement other aspects of the business model.

� Value configuration: The rationale which makes a business mutually beneficial for a business and its customers.



Offering

� Value proposition: The products and services a business offers. Quoting Osterwalder (2004), a value proposition "is an overall view of products and services that together represent value for a specific customer segment. It describes the way a firm differentiates itself from its competitors and is the reason why customers buy from a certain firm and not from another."



Customers

� Target customer: The target audience for a business' products and services.

� Distribution channel: The means by which a company delivers products and services to customers. This includes the company's marketing and distribution strategy.

� Customer relationship: The links a company establishes between itself and its different customer segments. The process of managing customer relationships is referred to as customer relationship management.



Finances

� Cost structure: The monetary consequences of the means employed in the business model. A company's DOC.

� Revenue: The way a company makes money through a variety of revenue flows. A company's income.

Tags

Aksesori Blog (3) Analisa Bisnis (4) Bisnis Hobi (10) Bisnis Jasa (7) Bisnis Kerajinan (12) Bisnis Kosmetik (1) Bisnis Makanan (13) Bisnis Money Game (1) Bisnis online (10) Bisnis Retail (6) Bisnis Rumahan (5) Bisnis Sampingan (7) Bisnis Sektor Agro (6) Bisnis sektor Ternak (1) Bisnis Souvenir (6) Bisnis Waralaba (6) Cara Sukses Bisnis (6) Character building (9) Definisi Pemasaran (3) Domain and Hosting (6) Efektivitas Pemasaran (4) Entrepreneurship (9) Etika Bisnis (6) Etos Kerja (9) Ide Bisnis (4) Inspirasi Bisnis (5) Internet Marketing (8) Jiwa Wirausaha (10) Kebutuhan Manusia (4) Kegagalan Usaha (4) Kepemimpinan (9) Kesalahan Pemasaran (4) Kiat Bisnis (2) Kiat Pemasaran (4) Kiat sukses (8) Kiat sukses Wirausaha (5) Kisah Sukses Wirausaha (8) Komunikasi Pemasaran (5) Konsep Pemasaran (5) Kreativitas Bisnis (4) Kunci Sukses Bisnis (6) Manajemen Bisnis (7) Manajemen Kepemimpinan (1) Manajemen Keuangan (6) Manajemen Konflik (7) Manajemen Mutu (6) Manajemen Mutu DikTi (1) Manajemen Organisasi (6) Manajemen pemasaran (6) Manajemen Pengawasan (7) Manajemen Risiko (6) Manajemen SDM (7) Manajemen Strategi (4) Media Pemasaran (5) Model Bisnis (6) Monetizing Site (8) Motivasi Bisnis (6) Motivasi Diri (1) Panduan blog (6) Panduan Wirausaha (1) Peluang Bisnis (3) Peluang Usaha (7) Peluang Usaha Agro (4) Peluang Usaha Hobi (5) Peluang Usaha Jasa (5) Peluang Usaha Kerajinan (4) Peluang Usaha Kuliner (8) Peluang Usaha Salon (3) Percaya diri (9) Perencanaan Bisnis (9) Perencanaan Pemasaran (8) Perilaku Konsumen (5) Persaingan Bisnis (4) Produktivitas Kerja (5) Rahasia Sukses (4) Ranking Blog (6) Risiko Bisnis (5) Sistem Pemasaran (4) Strategi Bisnis (9) Strategi Pemasaran (12) Studi Kelayakan Bisnis (4) Tingkatkan produktivitas (5) Tips Bisnis (11) Tips Memulai Wirausaha (5) Tips Pemasaran (5)