Latest News

Showing posts with label Percaya diri. Show all posts
Showing posts with label Percaya diri. Show all posts

Monday, June 4, 2012

Percaya Diri, penting..!

Percaya diri itu seni. Jika Anda merasa belum percaya diri, maka Anda bisa menjadi percaya diri. Jika Anda sudah merasa percaya diri, maka Anda bisa menjadi lebih percaya diri.
Percaya diri itu dinamis, ia bisa naik dan turun, berubah dan berkembang. Apa yang perlu Anda lakukan, adalah menjaganya agar tetap berada di tingkat yang optimal dan sehat.

UNTUK APAPUN, ANDA HARUS BERBICARA
Dalam aktivitas apapun yang Anda lakukan, Anda akan melakukan tiga hal berikut ini:
1. Memimpin;
2. Menjual;
3. Mempresentasikan.

Dalam faktanya, Anda bahkan mungkin melakukan ketiganya sekaligus.
Jika Anda sedang memimpin, maka Anda pasti sedang menjual sesuatu agar diikuti oleh orang-orang yang Anda pimpin. Dan dalam melakukannya, Anda akan menyajikan atau mempresentasikan berbagai hal yang relevan.

Jika Anda sedang menjual sesuatu, Anda sedang mengupayakan posisi memimpin, agar prospek Anda mau mengambil keputusan sesuai dengan yang Anda inginkan sebagai pihak yang menjual. Dan sekali lagi, Anda pasti mempresentasikan berbagai hal yang relevan.
Jika Anda sedang berpresentasi, maka Anda bisa dipastikan sedang menjual sesuatu. Dan karena Anda sedang berusaha menjual sesuatu, maka Anda pasti berupaya untuk memimpin audience, agar mendengarkan Anda, agar menyimak presentasi Anda, agar memahami maksud dan tujuan Anda, dan agar teryakinkan sesuai tujuan presentasi Anda.

Dalam melakukan semua aktivitas di atas, media paling umum yang akan Anda gunakan adalah komunikasi verbal alias berbicara.
Muara dari semua aktivitas itu, atau hasil akhir dari semua aktivitas itu, akan sangat ditentukan oleh kualitas bicara Anda. Sebelum sampai ke persoalan teknis seperti struktur bicara, intonasi, gaya bahasa atau bahkan pilihan kata dan kalimat, aspek mendasar dari kualitas bicara Anda adalah tingkat percaya diri Anda saat melakukannya.

Singkatnya, Anda harus menaburkan aura percaya diri saat berbicara. Karena dari situlah segala hasil akhir akan ditentukan. Jadi, titik awal Anda untuk semua aktivitas itu, adalah meraih rasa percaya diri yang lebih baik.

Berikut ini adalah kompilasi berbagai alasan untuk percaya diri, yang dikumpulkan dari para pakar manajemen, kepemimpinan, komunikasi dan motivasi.

PERCAYA DIRI BERARTI TAHAN BANTING
Jika Anda percaya diri, maka Anda akan lebih tahan terhadap berbagai tekanan, karena punya tempat berpijak dan cara berpikir yang kokoh dan kuat.
Jika Anda percaya diri, maka Anda akan lebih mampu menghadapi variasi dari situasi pribadi, sosial dan bisnis yang makin ketat dan makin keras belakangan ini.
Jika Anda percaya diri, maka Anda akan lebih tahan untuk berhadapan dengan orang lain yang makin hari makin kritis. Ingatlah bahwa tekanan yang makin kuat tidak hanya dialami oleh diri Anda sendiri, melainkan juga oleh setiap orang lain yang hidup bersama Anda di dunia ini.

Jika Anda percaya diri, maka Anda akan lebih mampu menghadapi orang lain yang makin hari makin keras dan bukan tidak mungkin makin menyebalkan.
Jika Anda percaya diri, maka Anda akan lebih mampu menghadapi berbagai apresiasi yang realistik dan objektif.
Pada akhirnya, jika Anda percaya diri, maka Anda akan lebih memiliki kontrol terhadap berbagai situasi dan keadaan yang penting untuk apapun kepentingan Anda.

PERCAYA DIRI BERARTI MAMPU MENGONTROL
Percaya diri Anda dibangun dengan berlatih untuk mengontrol berbagai hal. Dengan tingkat percaya diri yang makin baik, akan Anda akan lebih mampu mengontrol berbagai hal. Dengan percaya diri yang lebih tinggi, Anda akan mampu mengontrol berbagai aspek dari kehidupan Anda.

Dengan mampu mengontrol berbagai aspek diri pribadi Anda, Anda akan lebih jernih dalam melihat dan mengatur tujuan dan sasaran pribadi Anda. Dengan kejelasan dalam tujuan dan sasaran Anda, maka Anda akan lebih mampu dalam mengarahkan perilaku Anda menuju kepada keberhasilan Anda.

PERCAYA DIRI BERARTI TAHU KAPASITAS DIRI
Dengan percaya diri, Anda akan memahami seluk beluk dan tingkat kapasitas yang Anda miliki. Dengan mengetahui kapasitas diri, Anda akan mampu melakukan analisis SWOT untuk diri pribadi Anda.
Dengan memahami aspek SWOT diri Anda sendiri, maka Anda akan tahu persis dari mana harus memulai dan kemana akan berakhir.

PERCAYA DIRI BERARTI SUCCESS ORIENTED
Dengan percaya diri, Anda menggeser fokus diri dari jebakan ketakutan akan kegagalan dan kerugian, ke cara pandang yang optimis tentang berbagai kesempatan dan keberhasilan. Anda akan menjadi orang yang success oriented.
Dengan percaya diri, Anda tidak akan merasa cukup hanya dengan 'positive thinking', tapi lebih dari itu, Anda akan menuntut 'positive knowing'.
Dengan 'positive knowing', Anda akan menjadi orang yang ahli di bidangnya. Anda akan menjadi orang yang expert, ahli dan pakar. Itulah jalan menuju kesuksesan Anda.

PERCAYA DIRI BERARTI PERBAIKAN KUALITAS NETWORKING
Dengan percaya diri, Anda akan meningkatkan kualitas personality Anda. Dengan kenaikan personality Anda, maka Anda juga akan menaikkan kualitas 'relationship' Anda.
Seorang pemimpin atau pengusaha atau pejabat yang memulai dari bawah, kemudian terus naik sampai ke tingkatan tertentu di bidangnya, tidak hanya berhubungan dengan orang-orang di bawahnya. Lebih dari itu, ia juga akan meningkatkan kualitas networkingnya ke tingkat yang lebih tinggi dan lebih luas.
Ia akan terlibat dengan orang-orang yang juga lebih tinggi kualitasnya, lebih tinggi keahliannya, dan lebih baik tingkat percaya dirinya. Dengan itu, percaya dirinya akan makin meningkat. Dan dengan itu semua, peluang keberhasilannya juga akan meningkat.
Dengan percaya diri, Anda akan bertemu dengan orang yang lebih menyenangkan, orang yang lebih baik kualitasnya, orang yang lebih terdidik, orang yang lebih memberi kesempatan dan peluang, orang yang lebih menarik, dan orang yang lebih nikmat bagi Anda untuk berhubungan dengan mereka.

PERCAYA DIRI BERARTI KONTROL TEMPERAMEN YANG LEBIH BAIK
Di dalam ilmu sosial, ada istilah 'hukum korespondensi', yang mengatakan bahwa 'dunia luar' di luar diri Anda, adalah sebuah cermin sempurna dari 'dunia dalam' di dalam diri Anda.
Percaya diri Anda harus dimulai dari dalam. Dan jika Anda berhasil memperbaiki kualitas 'dunia dalam' Anda, maka 'dunia luar' akan mengikutinya.
Jika Anda sukses dengan berhasil meraih percaya diri, maka kesuksesan juga akan terjadi pada 'dunia luar' Anda. Jika Anda berhasil meraih percaya diri, maka Anda berpeluang besar untuk meraih keberhasilan dalam kehidupan diri pribadi, kehidupan sosial, kehidupan pendidikan, dunia karir dan dunia bisnis Anda.
Keberhasilan meraih percaya diri, berarti keberhasilan meraih kontrol terhadap temperamen pribadi. Itu berarti, Anda juga punya peluang besar untuk mengontrol temperamen 'dunia luar' Anda.

Ingat ini:
- Indahnya bulan ada di hati Anda;
- Pemandangan langit dan lautan luas beserta bintang gemintang, ada di mata Anda. Batasannya pun, tergantung kualitas penglihatan Anda;
- Panasnya terik matahari dan api, ada di kulit Anda;
- Bau busuk dunia ini, adanya di hidung Anda;
- Pedasnya cabai dan panasnya merica, ada di lidah Anda;
- Dunia dan seisinya, ada di dalam diri Anda.

Jika Anda punya kontrol terhadap temperan diri, maka Anda pantas mengontrol temperamen dunia dan seisinya. Ramah atau tidaknya dunia ini pada Anda, Anda sendiri yang menentukannya.
Dan untuk mencapainya, mulailah dengan mempercayai diri Anda sendiri. Tuhan telah menciptakan Anda dengan sempurna, dan Ia menginginkan Anda mempercayai hal itu.

PERCAYA DIRI BERARTI MAMPU MENGHAMBAT UPAYA SABOTASE DIRI
Percayalah bahwa setiap hambatan, hampir bisa dipastikan datang dari dalam diri sendiri. Setiap hambatan akan men-sabotase dengan mencegah diri Anda dari mengambil tindakan.
Tindakan adalah segala aktivitas yang membuat hidup Anda menjadi lebih baik. Resep keberhasilan adalah tindakan, dan untuk bisa bertindak, Anda perlu percaya diri.

PERCAYA DIRI BERARTI HIDUP SISTEMATIS
Sistematis berarti efisien dan efektif. Dengan percaya diri, Anda akan bertindak. Dan bertindak atas dasar percaya diri, akan membuat Anda mampu mengambil keputusan dan menentukan pilihan. Dengan kemampuan itu, tindakan Anda akan tepat, akurat, efisien dan efektif.

PERCAYA DIRI BERARTI PENINGKATAN KEMAMPUAN BELAJAR
Hidup Anda adalah sekolah Anda. Cara belajar Anda mengikuti dua pola, yaitu shaping alias pembentukan dan modelling alias teladan. Percaya diri akan membuat Anda menjadi orang yang lebih mampu dalam melakukan self development, pengembangan dan perbaikan, dan lebih mampu dalam mengambil suri tauladan serta melakukan berbagai inovasi sebagai kelanjutannya.

PERCAYA DIRI BERARTI YAKIN AKAN FUNGSI DIRI
Dengan percaya diri, Anda akan lebih yakin bahwa keseluruhan diri Anda akan berfungsi dengan baik. Dengan percaya diri Anda akan mampu mendorong diri Anda untuk total, maksimal dan optimal. Dengan semua itu, Anda akan mencapai kemandirian dan kemerdekaan.

PERCAYA DIRI BERARTI FOKUS PADA DUNIA LUAR
Tidak percaya diri disebabkan oleh kesibukan dalam mengkhawatirkan diri sendiri. Dengan percaya diri, Anda akan disibukkan oleh dunia luar. Dengan percaya diri Anda akan menjadi orang yang lebih melayani, lebih bermanfaat, dan lebih memberi nilai kepada dunia luar.
Dengan percaya diri Anda akan berorientasi keluar. Dengan percaya diri, Anda akan lebih berhasil dalam memimpin dan menjual.

PERCAYA DIRI BERARTI HIDUP YANG LEBIH NYAMAN DAN MENYENANGKAN
Dengan percaya diri Anda akan lebih menikmati diri sendiri, lebih menikmati dunia luar. Hidup Anda akan penuh dengan kegembiraan, dengan hanya sedikit kekhawatiran. Dunia Anda akan lebih nyaman dan menyenangkan. Dengan percaya diri, Anda bisa membuat 'hidup lebih hidup'.

PERCAYA DIRI BERARTI PESAN POSITIF
Dengan percaya diri, Anda akan mengkomunikasikannya kepada dunia di luar Anda. Dengan percaya diri, Anda akan membuat orang lain menjadi percaya diri. Dengan percaya diri, Anda akan lebih meyakinkan. Percaya diri adalah pesan. Pesan yang amat penting untuk dikomunikasikan kepada orang yang terlibat dengan Anda. Dengan
percaya diri, sekali lagi Anda akan berhasil dalam memimpin dan menjual.

PERCAYA DIRI BERARTI PELUANG UNTUK MENUMBUHKAN KHARISMA
Dengan percaya diri, Anda berpeluang besar untuk menumbuhkan tingkat maksimal dari percaya diri, yaitu kharisma. Dengan percaya diri, Anda akan menciptakan jalan untuk menjadi orang yang selalu didengar kata dan perintahnya.

DARI MANA DATANGNYA PERCAYA DIRI?
Percaya diri datang dari kemampuan berkomunikasi secara verbal, dengan berbicara.
Dengan berbicara, Anda akan berbicara pada diri sendiri dan berbicara pada orang lain.
Berbicara kepada diri sendiri akan menjalankan proses manajemen diri. Andalah orang yang paling tahu harus mengatakan apa pada diri sendiri.

"Saya bisa" atau "Saya tidak bisa".
"Saya akan berhasil" atau "Saya akan gagal".
"Saya harus melakukan ini" atau "Saya memang menginginkan ini".
"Saya yang menentukan" atau "Bukan Saya yang menentukan".
"Saya yang memilih" atau "Orang lain yang memilih".
"Terserah Saya" atau "Terserah orang lain".

Berbicara kepada orang lain akan menjalankan proses manajemen diri orang lain.

"Anda harus begini atau harus begitu".
"Saya meminta Anda melakukan ini atau itu".
"Saya ingin hasilnya begini atau begitu".
"Saya yang menentukan, bukan Anda yang menentukan".
"Saya yang memerintah Anda yang mengikuti".
"Saya yang menjual dan Anda yang membeli".
"Jika Anda ingin berhasil, ikuti saran Saya".

Jadi, mulailah segala keberhasilan Anda dengan percaya diri saat berbicara.
Sumber : http://milis-bicara.blogspot.com

Wednesday, December 7, 2011

Percaya Diri Dalam Memulai Bisnis

Kepercayaan diri seseorang ternyata mempengaruhi kesuksesan yang mereka dapatkan. Bahkan banyak orang yang berendapat bahwa percaya diri menjadi salah satu modal utama untuk meraih sebuah kesuksesan. Tanpa adanya rasa percaya diri, seseorang cenderung takut untuk melangkah dan mudah menyerah dengan segala masalah yang mereka hadapi.

Begitu juga dalam menjalankan sebuah usaha, sikap percaya diri tentunya dibutuhkan para pelaku usaha untuk mewujudkan target kerja yang telah mereka tentukan. Dengan modal rasa percaya diri yang tinggi, seorang pelaku usaha berani menentukan target kerja yang rasional dan berani mengambil resiko besar untuk medapatkan keuntungan yang lebih menjanjikan. Tentunya Anda juga ingin menjadi pengusaha sukses yang percaya diri bukan?

Meskipun membangun kepercayaan diri memang tidak mudah, namun pada dasarnya ada beberapa langkah sederhana yang bisa Anda praktekan untuk meningkatkan rasa percaya diri Anda. Berikut adalah beberapa tips yang bisa Anda coba.

Pertama, mulailah dengan bergaul di lingkungan yang cukup positif. Lingkungan dimana Anda berada memang memberikan pengaruh yang cukup besar bagi perkembangan diri Anda. Tidaklah heran bila ada pepatah yang mengatakan bahwa sikap dan perilaku seseorang bisa terbentuk dari lingkungan yang mereka pilih. Ketika Anda banyak bergaul dengan orang-orang yang pesimis, mudah menyerah, dan cenderung minder, maka secara tidak langsung perilaku dan sikap Anda akan mengikuti lingkungan tersebut. Dan begitu juga sebaliknya, bila Anda berada di lingkungan positif yang mayoritas anggotanya memiliki kepercayaan diri cukup besar, selalu bersemangat, pantang menyerah dan selalu optimis dalam menghadapi segala tantangan, tentunya diri Anda juga akan terbangun menjadi pribadi tangguh dan memiliki kepercayaan diri yang tinggi.

Kedua, persiapkan segala hal secara matang. Terkadang seorang pelaku usaha merasa minder dan pesimis dengan hasil kerja yang akan mereka raih, karena mereka tidak menyiapkan segalanya secara matang. Apabila mereka terbiasa melakukan persiapan dengan baik, maka kualitas produk maupun jasa yang dihasilkan tidak akan mengecewakan para pelanggan, sehingga sedikit demi sedikit kepercayaan diri pengusaha akan mulai tumbuh dan bisa berkembang baik apabila konsumen semakin senang dengan pelayanan yang mereka berikan.

Ketiga, tingkatkan motivasi diri dengan mengingat kesuksesan yang telah Anda raih. Ketika kepercayaan diri Anda mulai pudar, maka pompalah semangat Anda dengan mengingat kembali kesuksesan-kesuksesan yang telah dicapai oleh perusahaan Anda. Dengan begitu, semangat pelaku usaha bisa kembali membara dan semakin berusaha mewujudkan impian mereka yang tentunya lebih besar dari kesuksesan sebelumnya. Ingat, keberhasilan yang telah Anda raih adalah hasil kerja keras dari skill serta pengetahuan yang Anda miliki. Jadi, jangan minder dan memandang diri Anda rendah dengan kemampuan yang ada dalam diri Anda. Karena sebenarnya Andalah salah satu orang hebat yang berjasa bagi perkembangan bisnis Anda.

Dengan menumbuhkan kepercayaan diri dalam menjalankan sebuah usaha, tidak menutup kemungkinan bila bisnis Anda bisa berkembang semakin besar dan memberikan keuntungan yang menjanjikan setiap bulannya. Semoga tips percaya diri dalam menjalankan bisnis ini bisa memberikan manfaat bagi para pembaca dan menghilangkan keraguan dan ketakutan para pemula untuk segera memulai usaha. Selamat berkarya, jangan pernah lelah untuk berusaha, dan salam sukses.

Sumber : http://bisnisukm.com/percaya-diri-dalam-memulai-bisnis.html

Wednesday, November 16, 2011

Kiat Sukses Membangun Kepercayaan Diri

Banyak ahli menilai, percaya diri merupakan faktor penting yang menimbulkan perbedaan besar antara sukses dan gagal. Karenanya, tidak sedikit pula yang memberikan pandangannya mengenai teknik-teknik membangkitkan rasa percaya diri.

Dalam dimensi yang sangat luas, sukses adalah milik semua orang. Tetapi, tidak semua orang tahu bagaimana cara mendapatkan atau meraih kesuksesan. Kebanyakan orang menilai bahwa kesuksesan adalah milik orang-orang yang ber-IQ tinggi, lulusan sekolah terbaik dan memilih spesialisasi yang paling terkenal.

Penilaian ini memang tidak sepenuhnya salah, tetapi kita juga harus melihat fenomena yang lebih luas, bahwa tidak sedikit orang-orang sukses yang tidak mengenyam pendidikan tinggi. Dengan kata lain, IQ tinggi, lulusan sekolah terbaik dan spesialisasi yang terkenal hanyalah bagian dari penunjang kesuksesan.

Di luar kemampuan itu, ada faktor lain yang tidak kalah pentingnya dalam memprediksi kesuksesan seseorang; itulah yang kita sebut, antusiasme, hasrat, ketekunan, kerja keras, serta kebulatan tekad seumur hidup yang dimilikinya.

Sebagian pakar menilai bahwa untuk mencapai sukses, kematangan pribadi seseorang sangat dibutuhkan. Sebab kematangan pribadi akan mengantarkan seseorang pada sikap optimis dan kesadaran bahwa apa yang dicita-citakannya akan mudah diraih.

Di sisi lain, meraih kesuksesan jelas bukanlah perkara gampang. Ketika kita berusaha untuk meraih apa yang kita inginkan, tentu banyak tantangan yang harus dihadapi. Ada kalanya seseorang begitu tegar, tetapi tidak sedikit juga yang patah semangat bahkan menyerah karena merasa tidak sanggup menghadapi tantangan yang ada di depannya.

Pada saat semacam inilah, rasa percaya diri sangat penting ditumbuhkan. Banyak ahli menilai bahwa percaya diri merupakan faktor penting yang menimbulkan perbedaan besar antara sukses dan gagal. Karenanya, tidak sedikit pula yang memberikan pandangannya mengenai teknik-teknik membangkitkan rasa percaya diri. Berikut ini adalah beberapa kiat guna membangun percaya diri.

Pertama, berani menerima tanggung jawab. Gerald Kushel, Ed.D., direktur The Institute of Effective Thinking, pernah mengadakan penelitian terhadap sejumlah manajer. Dari penelitian tersebut, Kushel menyimpulkan bahwa ia menemukan sifat terpenting yang dimiliki oleh hampir semua manajer yang memiliki kinerja tinggi.

Dan sifat tersebut adalah rasa tanggung jawab yang mendorong mereka untuk tampil "sempurna" tanpa peduli pada hambatan apapun yang menghadangnya. Sebaliknya, manajer yang berkinerja buruk dan gagal mencapai kapasitas maksimumnya cenderung melimpahkan kesalahannya pada siapa saja.

Kedua, kembangkan nilai positif. Jalan menuju kepercayaan diri akan semakin cepat manakala kita mengembangkan nilai-nilai positif pada diri sendiri. Menurut psikolog Robert Anthony, PhD., salah satu cara untuk mengembangkan nilai-nilai positif adalah dengan menghilangkan ungkapan-ungkapan yang mematikan dan menggantinya dengan ungkapan-ungkapan kreatif. Dia menganjurkan membuat peralihan bahasa yang sederhana tapi efektif dari pernyataan negatif ke pernyataan positif. Misalnya, mengganti kata, "Saya tidak bisa," menjadi, "Saya bisa!"

Ketiga, bacalah potensi diri. Segeralah lacak, gali, dan eksplorasi potensi sukses yang ada pada diri kita. Misalnya dengan bertanya kepada orang-orang terdekat. Termasuk juga mengikuti psikotes dan mendatangi para ahli seperti psikiater, dokter bahkan kiai untuk melacak potensi kita. Karena bisa jadi sangat banyak potensi yang kita miliki tanpa kita sadari, sehingga tidak berhasil kita gali.

Keempat, berani mengambil risiko. Keberanian dalam mengambil risiko ini penting, sebab daripada menyerah pada rasa takut alangkah lebih baik belajar mengambil risiko yang masuk akal. Cobalah menerima tantangan, kendati terasa menakutkan atau menciutkan hati. Cari dukungan sebanyak mungkin.

Dengan melakukan hal ini, kita akan mendapat banyak peluang yang tak ternilai harganya. Namun jangan lupa, ketika mencoba sesuatu kita harus siap dengan hasil yang sesuai atau tidak sesuai dengan keinginan.

Kalau hasilnya tak sesuai dengan keinginan, bisa jadi itulah yang terbaik menurut Allah. Kalau kita sudah mencoba, maka niatnya saja sudah menjadi amal. Orang yang gagal adalah orang yang tak pernah berani mencoba. Bukankah menaiki anak tangga kelima puluh harus diawali dengan tangga pertama?

Kelima, tolaklah saran negatif. Bisa jadi, tidak semua orang di sekitar kita memberikan dorongan, dukungan, dan bersikap positif pada kita. Sebagian dari orang yang ada di sekitar kita mungkin berpikiran negatif. Hal inilah yang tak jarang malah melunturkan rasa percaya diri kita dengan mempertanyakan kemampuan, pengalaman, dan aspirasi-aspirasi kita.

Dengan demikian, mungkin ada baiknya jika kita sedikit mengambil jarak dengan sebijak mungkin bila ada pihak-pihak yang mencoba melunturkan kepercayaan diri kita. Keenam, ikuti saran positif. Rasa percaya diri merupakan sifat "menular". Artinya, jika kita dikelilingi oleh orang-orang yang memiliki cara pandang positif, bersemangat, optimis, dsb, maka kita memiliki kecenderungan untuk meniru sifat tersebut.

Karena itu, carilah lingkungan yang bisa memotivasi kita untuk sukses. Kita harus mulai senang bergaul dengan orang-orang yang mempunyai kemampuan untuk bangkit. Bergaul dengan orang-orang yang percaya diri akan berbeda dibandingkan bergaul dengan orang-orang yang gagal. Sebab bergaul dengan orang-orang yang percaya diri, Insya Allah semangatnya akan menular kepada diri kita.

Ketujuh, jadikan keresahan sebagai kawan. Banyak peristiwa atau saat-saat dalam kehidupan yang dapat membuat kita mengalami rasa cemas atau gelisah. Akibatnya, kita mengalami krisis percaya diri. Saat itulah kita harus mulai mengingatkan diri sendiri bahwa rasa cemas dan gelisah merupakan kawan. Tingkatkan energi, tajamkan kecerdasan, tinggikan kewaspadaan, dan kembangkan pancaindera. Daripada menyia-nyiakan energi untuk kecemasan yang sia-sia, lebih baik menghadapi tantangan itu secara tegas dan efektif.

Sesudah perhitungan kita matang, selanjutnya kepercayaan diri akan bertambah dengan memperkokoh ibadah dan doa, karena doa dan ibadah dapat mengundang pertolongan Allah. Semakin kokoh ibadah kita, makin kuat doa-doa kita, dan keyakinan kita dengan pertolongan Allah, maka itu bisa meningkatkan percaya diri.

Sumber : http://www.republika.co.id/

Friday, March 11, 2011

Percaya Diri = Syukur

Sahabat, pernahkah kita perhatikan orang yang selalu percaya diri kehidupannya selalu bahagia dibandingkan orang yang selalu mengeluh?

Percaya diri merupakan salah satu kunci untuk meraih kesuksesan dan interpretasi dari rasa syukur terhadap apa yang dimiliki. Meski (misalnya seseorang) memiliki tubuh yang kecil, namun ia sadar bahwa itu adalah pemberian Tuhan yang pasti suatu hal yang terbaik bagi dirinya. Ia tidak menganggap tubuh kecil itu sebagai sesuatu yang buruk namun sebagai sesuatu yang terbaik yang menimbulkan rasa kepercayaan terhadap diri sendiri.

Sahabat yang hebat, Tuhan sangat menyukai orang yang pandai bersyukur, sehingga Beliau akan memanjakan siapapun yang bersyukur dengan melipatgandakan nikmatnya. Inilah yang mendasari kenapa orang yang percaya diri akan selalu dilimpahkan kebahagiaan.

Seorang yang percaya diri akan selalu melihat nilai positf dari tiap kejadian sebagai motivasi untuk bahagia, meskipun nilai positif itu diapit oleh nilai-nilai negatif yang lebih banyak.

Maka, ketika orang yang percaya diri penuh rasa syukur kepada Tuhan ini berdoa, Tuhan akan senantiasa mengabulkannya, karena Tuhan sesuai dengan prasangka hambaNya. Apabila dalam berdoa disertai keyakinan yang kuat bahwa Tuhan akan mengabulkan maka Tuhan pun senantiasa mengabulkanya. Sebaliknya apabila berdoa sambil mengeluh, berputus asa, bahkan mengancam maka Tuhan akan enggan untuk mengabulkannya.

Dengan kepercayaan terhadap diri sendiri yang kuat, maka potensi dalam diripun akan mudah sekali dikeluarkan. Ia akan berbicara tanpa beban yang tidak pantas menjadi beban, ia bertindak dengan penuh semangat.. dan akhirnya orang lain akan memberikan kepercayaan kepada orang ini.

Nah, sekarang perhatikan orang yang selalu mengeluh! Perhatikan dari ke hari apa yang dia bicarakan! Tidak lain dan tidak bukan hanya mengenai sesuatu yang negatif saja, yang ada dalam perhatiannya adalah segala sesuatu tentang ketidak beresan dalam kehidupan. Meski Tuhan memberikan sejuta kebaikan dalam hidup, tetap saja ia memperhatikan satu hal yang kurang bagi dirinya.

Apa alasan Tuhan tidak marah terhadap orang yang ingkar nikmat? Apabila ia diberikan kesehatan dan tubuh yang baik, ia tidak menganggapnya sebagai suatu kebaikan. Melainkan ia lebih memperhatikan kondisi rumah yang masih sederhana dan serba kekurangan. Kehidupannya dipenuhi oleh pikiran negatif saja. Dan Tuhanpun akan memberikan ia hukuman karena tidak mengerti bagaimana cara berterima kasih.

Sahabat yang hebat, dalam dunia ini, selalu ada pilihan. Apakah kita akan menjadi pribadi yang percaya diri ataukah pribadi yang minder yang selalu mengeluh tentang nikmat yang sedikit? Jika kita seorang bos di perusahaan, karyawan mana yang akan kita pilih untuk bekerja di posisi yang penting, yang percaya diri atau suka mengeluh? Jika kita seorang pengusaha, partner mana yang akan kita pilih, yang penuh percaya diri atau yang kerap kali mengeluh?

Jika harus memilih, maka pilihlah yang baik-baik. Karena kebaikan adalah investasi jangka panjang yang akan menentukan kebaikan kita di masa depan.

Sumber : http://www.andriewongso.com

Thursday, January 6, 2011

Haree Genee, krisis PD?? Nggak banged!!

Pernah dengar PD, bukan perang dunia loh, tapi Percaya Diri. Sepertinya, masalah krisis kepercayaan diri (krisis PD) menjadi salah satu masalah klasik yang selalu dialami oleh sebagian remaja kita. Padahal, sebetulnya, masalah itu kalo dibiarin berlama-lama bisa menjadi bumerang buat diri kita sendiri loh. Bisa jadi, potensi yang ada dalam diri kita justru terhambat karena hanya sebuah permasalahan yang sebenarnya nggak perlu jadi masalah. Nah, kita akan coba ulas sejauh mana pengaruh kepercayaan diri mempengaruhi keberhasilan seseorang, dan bagaimana cara mengatasi krisis PD yang berlebihan.

Memiliki rasa percaya diri (PD) itu penting lho. Kalau punya PD tinggi, kita bisa mengembangkan potensi yang ada dalam diri kita secara optimal. Nggak perlu lagi deh kita merasa minder atau malu-malu ketika harus tampil di pasar, ups� di depan umum maksudnya. Pada kesempatan apapun. Dengan PD, kita juga bisa jadi tambah pinter, karena kita juga jadi berani angkat tangan untuk bertanya. Dan bisa jadi juga kita dikenal oleh banyak orang karena nggak minder dalam pergaulan.

Nah, kira-kira apa ya, yang bisa menyebabkan kita suka minder atau kurang PD? Ternyata banyak juga alasannya. Ini dia sebab-sebabnya supaya kita bisa terhindar dari kekurangan rasa percaya diri :

1. Kita suka mikir yang enggak-enggak tentang diri kita sendiri. Aduh jangan mandang sebelah mata sama diri sendiri dong!. Kalau ngerasa malu dengan fisik kita, yakinkan di hati kalau semua itu adalah anugrah Tuhan yang pasti ada manfaatnya. Contoh : kalo punya jempol tangan yang pendek, agak gemuk dan ga enak diliat, pasti tetep ada manfaatnya, buat smsan misalnya. Kan nyambung tali silaturrahim itu penting, tul nggak??

2. Takut salah bisa membuat kita nggak maju. Kalo kita selalu ngerasa takut salah dalam melakukan sesuatu, ya nggak akan pernah bisa berhasil. Makanya jangan pernah takut salah. Kalo takut salah, mendingan ke laut aja. Karena, kesalahan adalah langkah awal menuju keberhasilan. Tokoh-tokoh besar dunia yang penemuannya sekarang bermanfaat buat kita juga, dulunya selalu melakukan kesalahan, tapi mereka terus mencoba untuk memperbaiki kesalahannya. So, jangan pernah takut salah!!

3. Kalo kita bergaul sama pengecut, otomatis kita juga akan jadi pengecut, karena pergaulan kita mempengaruhi kepribadian kita, karena kita berada di lingkungan yang mayoritas tidak punya rasa PD tinggi. Percaya deh, sedikit banyak, kita sangat dipengaruhi oleh lingkungan di mana kita berada. Kan kata Rasullullah juga, �Dirimu adalah sebagaimana temanmu�

4. Kita sering terpengaruh dengan pendapat orang lain, dan malangnya tidak semua pendapat itu benar. Pendapat atau masukan dari luar boleh saja kita tampung. Tugas kita adalah mengolahnya, sekaligus untuk evaluasi diri. Seandainya pendapat itu justru membuat kita menjadi mundur atau ragu-ragu, nah boleh deh ditolak.

Intinya, hilangkan jauh-jauh rasa minder dalam diri kita, nggak usah liat kekurangan yang ada, perbaiki kesalahan yang kita buat, dan perkaya diri kita dengan ilmu. Otomatis, sekurang-kurangnya kita dalam banyak halpun pasti akan tertutupi oleh kelebihan yang kita punya meskipun sedikit, yang penting PD dulu. Tapi ingat..!!! Jangan berlebihan, karena sesuatu yang berlebihan itu nggak bagus. Jangan over PD! Positive thinking bout our self is must be!!

Selamat PD�!!

Monday, January 3, 2011

Meningkatkan Rasa Percaya Diri

Dari data penelitian, ditemukan banyak faktor yang menjadikan kendala seseorang enggan untuk menjadi penyeru kebaikan. Antara lain, kurang percaya diri, kemudian disusul tidak adanya skill. Kalau kita runut, keduanya mempunyai korelasi yang sangat erat. Sebenarnya akar masalah orang yang tidak percaya diri terletak pada skill (keterampilan). Dan, skill utama bagi seorang penyeru kebaikan terletak pada kemampuan penguasaan materi, pemahaman terhadap nilai-nilai yang disampaikan, serta penguasaan skill penyampaian.

Untuk menumbuhkan ketiga hal tersebut perlu sebuah usaha pembiasaan. Dan untuk menjadikan hal itu sebagai sebuah kebiasaan dalam diri seseorang secara permanen, maka perlu ditanamkan beberapa faktor: Pertama, paham. Tanpa pemahaman yang utuh, orang tidak akan dapat bekerja dengan ikhlas, lemah produktiftas, dan tidak akan tahan lama. Kedua, memiliki skill. Orang yang tidak memilki skill biasanya akan bekerja dengan cemas dan minder. Ketiga, kemauan. Dengan kemauan, kita dapat beramal secara konsisten dalam rentang waktu yang lebih lama.

Ada beberapa kiat praktis untuk meningkatkan rasa percaya diri. Utamanya meliputi aspek kemauan, pemahaman serta keterampilan. Untuk memenuhi aspek kemauan, Anda perlu melakukan berbagai usaha. Antara lain:

1. Bekerjalah dengan Ikhlas. Yakinkan bahwa seluruh amalan baik akan mendapatkan pahala walau tidak enak untuk dikerjakan.

2. Kerjakan setiap aktifitas dengan penuh tanggung jawab, memiliki landasan nilai (vaIue) dan prinsip-prinsip yang kuat.

3. Milikilah kebiasaan menerima. Ini akan meningkatkan rasa memiliki.

4. Tingkatkan rasa tanggung jawab pribadi. Dengan itu, rasa tanggung jawab untuk menyelesaikan problem umat akan tumbuh.

5. Miliki kebiasaan mempertahankan hak. Dengan cara mendorong sikap percaya diri untuk membela hak-hak kita yang hilang.

6. Milikilah kebiasaan hidup dengan tujuan. Tanpa tujuan yang kuat tak akan ada target dan kurang termotivasi untuk melakukan aktifitas yang baik sekalipun.

7. Memiliki integritas diri. Kekuatan utama bagi penyeru kebaikan terletak pada kekuatan integritas, yaitu kesatuan antara ucapan, statement tertulis dan tindakan kita.

Sedangkan untuk aspek pemahaman dan keterampilan, barangkali beberapa langkah berikut bisa Anda usahakan:

1. Milikilah catatan/referensi materi dan agenda yang rapi.

2. Siapkan materi yang akan disampaikan. Naik panggung tanpa persiapan, maka turun panggung penuh dengan kehinaan.

3. Bacalah buku-buku referensi, ini sangat membantu meningkatkan pemahaman.

4. Milikilah hafalan yang baik. Orang berbicara mengandalkan apa yang diingat.

5. Ambillah selalu kesempatan untuk tampil dimuka umum kapan saja. Sebagai latihan melancarkan kemampuan bicara dan kontrol diri.

6. Ikutilah beberapa pelatihan, semisal pelatihan Training for Trainer, atau sejenis pelatihan untuk pelatih dan fasilitator yang membekali skill mengajar.

Dengan kecakapan dalam bidang pemahaman dan keterampilan, ditambah kemauan yang keras, insya Allah usaha perbaikan, mengajak manusia ke jalan yang diridhai Allah akan punya hasil dan rentang usia yang panjang.

Sumber : http://beranda.blogsome.com/

Friday, October 8, 2010

6 Tips Tampil Percaya Diri

Berikut 6 tips untuk meningkatkan rasa percaya diri:

BERDIRI TEGAK
Langkah pertama yang bisa kamu lakukan adalah merubah penampilan, berdirilah yang tegak, busungkan dada dan coba tampillah sempurna. Pokoknya jangan sampai kelihatan lecek dech, soalnya penampilan seseorang akan menentukan penilaian orang lain, buatlah kesan pertama begitu menggoda selanjutnya terserah anda.

BERSIKAP ASERTIF
Mulai sekarang cobalah merubah sikap, jadilah orang yang tahu kapan harus berkata tidak dan kapan berkata ya. Coba sekali-kali untuk tidak terlalu membayangkan orang lain akan berkomentar apa tentang diri kamu. Dan jangan takut bikin perubahan.

OBYEKTIF MENILAI DIRI SENDIRI
No body's perfect, nggak ada orang lain di dunia ini yang sempurna, dan nggak ada juga orang di dunia ini yang benar� nggak berguna. Karenanya jujurlah menilai diri sendiri, jangan selalu menganggap dirimu tidak mampu dan orang lain selalu lebih unggul. Semuanya sama meski punya keahlian yang berbeda, jadi buat apa minder....??? Nggak ada untungnya.

BUANG RASA TAKUT
Biasanya orang yang gak pede selalu kesulitan untuk mengungkapkan siapa dirinya pada orang lain. Cara mudah untuk berani menghadapi oarang lain adalah menatap mata lawan bicara kita, tapi jangan memandanginya. Menatap lain dengan memandang, kalau memandang biasanya kamu memperhatikan lawan bicaramu, bagaimana cara bicaranya, bagaimana mimik wajahnya. Boleh saja seperti itu asal jangan kelewatan, apalagi kalo sampai ngiler nggak karuan.

SEDIKIT BASA BASI
Cobalah untuk bersikap basa basi, tapi jangan sampai basi beneran karena akan membosankan. Tidak semuanya basa-basi itu jelek kok, untuk meningkatkan rasa percaya diri kemu boleh juga mencobanya.

BICARALAH YANG LUGAS
Salah satu ciri orang yang kurang pede adalah tidak bicara secara lugas, selalu muter�. Dan biasanya terlalu banyak berkata, eeeeeeeeeeeeeeeeeeeee, anu dan yang sejenisnya, misalnya. " saya akan eeeee, anu, saya kan anu......".

Thursday, September 30, 2010

Self-Confidence

Self-confidence is an attitude which allows individuals to have positive yet realistic views of themselves and their situations. Self-confident people trust their own abilities, have a general sense of control in their lives, and believe that, within reason, they will be able to do what they wish, plan, and expect. Having self-confidence does not mean that individuals will be able to do everything. Self-confident people have expectations that are realistic. Even when some of their expectations are not met, they continue to be positive and to accept themselves.

People who are not self-confident depend excessively on the approval of others in order to feel good about themselves. They tend to avoid taking risks because they fear failure. They generally do not expect to be successful. They often put themselves down and tend to discount or ignore compliments paid to them. By contrast, self-confident people are willing to risk the disapproval of others because they generally trust their own abilities. They tend to accept themselves; they don�t feel they have to conform in order to be accepted.

Self-confidence is not necessarily a general characteristic which pervades all aspects of a person�s life. Typically, individuals will have some areas of their lives where they feel quite confident, e.g., academics, athletics, while at the same time they do not feel at all confident in other areas, e.g., personal appearance, social relationships.

How is Self-Confidence Initially Developed?

Many factors affect the development of self-confidence. Parents� attitudes are crucial to children�s feelings about themselves, particularly in children�s early years. When parents provide acceptance, children receive a solid foundation for good feelings about themselves. If one or both parents are excessively critical or demanding, or if they are overprotective and discourage moves toward independence, children may come to believe they are incapable, inadequate, or inferior. However, if parents encourage children�s moves toward self-reliance and accept and love their children when they make mistakes, children will learn to accept themselves and will be on their way to developing self-confidence.

Surprisingly, lack of self-confidence is not necessarily related to lack of ability. Instead it is often the result of focusing too much on the unrealistic expectations or standards of others, especially parents and society. Friends� influences can be as powerful or more powerful than those of parents and society in shaping feelings about one�s self. Students in their college years re-examine values and develop their own identities and thus are particularly vulnerable to the influence of friends.

Assumptions that Continue to Influence Self-Confidence

In response to external influences, people develop assumptions; some of these are constructive and some are harmful. Several assumptions that can interfere with self-confidence and alternative ways of thinking are:
Assumption: �I must always have love or approval from every significant person in my life.�
Alternative: This is a perfectionistic, unattainable goal. It is more realistic and desirable to develop personal standards and values that are not completely dependent on the approval of others.

Assumption: �I must be thoroughly competent, adequate, and achieving in all important areas of my life.�
Alternative: This again is a perfectionistic, unattainable goal and suggests that personal worth is determined by achievement. Achievement can be satisfying but does not make you more worthy. Instead, worth is an inherent quality and all people possess it.

Assumption: �My past remains all important and control my feelings and behaviors in the present.�
Alternative: While it is true that your confidence was especially vulnerable to external influences during your childhood, as you grow older you can gain awareness and perspective on what those influences have been. In doing so, you can choose which influences you will continue to allow to have an effect on your life. You don�t have to be helpless in the face of past events.

Self-Defeating Thought Patterns

Subscribing to these harmful assumptions leaves you vulnerable to the following self-defeating thought patterns:

* All Or Nothing Thinking. "I am a total failure when my performance is not perfect.�
* Seeing Only Dark Clouds. Disaster lurks around every corner and comes to be expected. For example, a single negative detail, piece of criticism, or passing comment darkens all reality. "I got a C on one chem test, now I�ll never get into medical school.�
* Magnification Of Negative/Minimization Of Positive. Good things don�t count nearly as much as bad ones. "I know I won five chess games in a row, but losing this one makes me feel terrible about myself.�
* Uncritical Acceptance Of Emotions As Truth. "I feel ugly so it must be true.�
* Overemphasis On "Should� Statements. "Should� statements are often perfectionistic and reflective of others� expectations rather than expressive of your own wants and desires. "Everyone should have a career plan when they come to college. I don�t so there must be something wrong with me.�
* Labeling. Labeling is a simplistic process and often conveys a sense of blame. "I am a loser and it�s my fault.�
* Difficulty Accepting Compliments. "You like this outfit? I think it makes me look fat.�

The following strategies may help overcome such self-defeating thought patterns.

Strategies for Developing Confidence

* Emphasize Strengths. Give yourself credit for everything you try. By focusing on what you can do, you applaud yourself for efforts rather than emphasizing end products. Starting from a base of what you should do helps you live within the bounds of your inevitable limitations.
* Take Risks. Approach new experiences as opportunities to learn rather than occasions to win or lose. Doing so opens you up to new possibilities and can increase your sense of self-acceptance. Not doing so turns every possibility into an opportunity for failure, and inhibits personal growth.
* Use Self-Talk. Use self-talk as an opportunity to counter harmful assumptions. Then, tell yourself to "stop� and substitute more reasonable assumptions. For example, when you catch yourself expecting perfection, remind yourself that you can�t do everything perfectly, that it�s only possible to try to do things and to try to do them well. This allows you to accept yourself while still striving to improve.
* Self-Evaluate. Learn to evaluate yourself independently. Doing so allows you to avoid the constant sense of turmoil that comes from relying exclusively on the opinions of others. Focusing internally on how you feel about your own behavior, work, etc. will give you a stronger sense of self and will prevent you from giving your personal power away to others.

Tuesday, September 7, 2010

From Nervous To Self Confidence

Oleh : Ade Asep Syarifuddin

UNTUK menjadi pribadi yang sukses, menyenangkan, pandai bergaul dibutuhkan rasa percaya diri yang tinggi. Kadang kita terkagum-kagum melihat orang piawai berpidato di depan podium. Kata-katanya berapi-api mempengaruhi massa untuk mengikuti jalan pikirannya. Tidak semua orang pandai bergaul, pintar berkomunikasi baik di podium maupun inter personal. Jauh di ujung sana masih banyak orang yang minder untuk bertemu dengan orang banyak, kaku dalam berbicara bahkan sampai bersimbah peluh hanya ketika diajak ngobrol dengan seseorang. Jangankan untuk berargumentasi dan beradu pendapat, jangankan dengan mudah mengucapkan maksud hati. Bertahan di depan orang tersebut saja sudah untung. Ingin rasanya melarikan diri dan mencari tempat sepi. nervous... nervous.

Apakah Anda termasuk orang yang demikian? Sukurlah kalau tidak, berarti sudah terjadi lompatan kualitas mental dalam berkomunikasi. Tapi orang yang masih gugup menghadapi orang, jumlahnya masih cukup banyak. Saya sendiri ketika usia-usia SMA sampai awal-awal perkuliahan masih mengalami nervous, grogi alias deg-degan dan keringetan kalau menghadapi orang. Apalagi yang dihadapi adalah cewek atau orang yang berpengaruh. Wah rasanya ingin melarikan diri saja secepatnya. Sebenarnya apa yang terjadi saat itu?

Dilihat dari pola pergaulan, saya termasuk orang introvet. Istilah anak muda sekarang gak gaul lah.... Aktifitas sehari-hari sudah ada dalam program yang jelas mulai dari bangun tidur sampai tidur lagi. Dan dalam jadwal tersebut tidak mencantumkan bermain dengan teman-teman. Semuanya belajar dan bekerja. Rasanya ketika duduk di belakang meja dan baca buku, saat-saat itulah waktu yang paling membahagiakan. Secara prestasi akademis memang diakui berada di atas rata-rata teman-teman yang lain. Teman-teman selalu meminta contekan kalau sedang ulangan atau ujian semesteran. Di balik nervous dalam bergaul tersebut saya sedikit "Pede" di dalam kelas.
Tetapi ketika ke luar kelas, lagi-lagi penyakit minder tersebut menemani hari-hariku. Hanya self talk (berbicara kepada diri sendiri) yang kurang pas saat itu yang keluar ketika melihat betapa asiknya teman-teman ngobrol dengan orang-orang baru. Saya bergumam, "Biarlah mereka pandai bergaul, tapi kalau ujian kan nyontek juga ke saya."

Salah satu upaya untuk membuat percaya diri saya sering ngobrol di depan cermin sambil melihat ekspresi ketika berbicara. "Lumayan juga nih gue bisa ngomong agak bener," tuturku dalam hati. Waktu itu ayah saya setiap minggu punya jadwal ceramah di majelis taklim. Karena berbagai kesibukan akhirnya saya yang harus menggantikan. Untung yang hadir saat itu adalah ibu-ibu yang memiliki pengetahuan pas-pasan. Kalau salah-salah dikit tidak mungkin protes. Kegiatan tersebut berlangsung dalam jangka waktu yang cukup lama, sampai sekitar 3 tahun. Dari situ percaya diri saya naik sekitar 50%. Kok 50% mengapa? Benar, hanya 50%, karena ketika harus komunikasi inter personal lagi-lagi saya tidak bisa berkutik. Kembali nervous itu muncul. Dalam pikiran saya orang lain terlihat jauh lebih hebat ketimbang saya. Wah... capek deh...

Setelah dilihat secara seksama, persoalannya terletak pada beberapa hal yang keliru. Misalnya saja, saya tidak terlalu menghargai diri saya sendiri. Artinya, saya menilai diri tidak secara utuh. Benar setiap orang ada plus dan minusnya, tapi yang terlihat saat itu adalah segala yang minus tentang diri saya (kecuali prestasi akademis). Citra diri masih belum utuh, apalagi harga diri. Akhirnya tidak memunculkan rasa percaya diri. Ada pengalaman lucu kalau dipikir sekarang. Saat itu mau berangkat sekolah (SMA) memakai angkutan umum. Karena saya ingin belajar ngobrol, maka saya meniatkan diri untuk bertanya kepada orang yang berada di samping. Ketika dilihat ternyata dia anak SMA juga dan cewek. Niat untuk bertanya dihentikan, jangan-jangan dia tidak akan menjawab pertanyaan saya. Tapi muncul kembali keinginan untuk menyapa sebagai latihan ngobrol. Demikian terus menerus keinginan untuk ngobrol dan rasa tidak pede muncul secara bergantian. Sampai mobil tersebut berhenti dan saya turun tidak satu kata pun keluar dari mulut saya. Ada kelegaan yang terasa ketika turun, persis seperti selesai menghadapi debt collector yang sangat seram.

Waktu demi waktu persoalan self confidence masih tetap mengganggu. Sampai suatu ketika saya belajar tentang buku-buku sukses. Di dalamnya mengkaji tentang percaya diri. Percaya diri tidak muncul begitu saja, bukan karena mempunyai sesuatu seperti mengenakan pakaian yang bagus, dandanan yang oke dll. Percaya diri ada pada penghargaan yang sama baik kepada diri sendiri maupun kepada orang lain. Dalam al Quran sendiri orang yang paling mulia adalah yang paling takwa. Selain itu hormatilah sesama, hormatilah diri sendiri, hormatilah alam, hormatilah siapa saja yang harus kita hormati. Tapi di samping itu memang latihan terus menerus dengan cara bertemu dengan orang yang berbeda setiap hari menjadi titik kunci yang paling penting. Yang harus diingat dalam mengubah watak, apabila ada sesuatu yang kita 'takuti', maka yang ditakuti tersebut harus didekati. Kalau takut kepada orang untuk berkomunikasi, maka mulailah untuk berkomunikasi dari sekarang. Tidak peduli apakah keringetan, gemeteran, nervous. Memang kalau ketemu orang harus disiapin juga mau bicara apa dengan orang tersebut supaya langsung bisa nyambung. Tapi dengan latihan secara terus menerus maka hal itu bisa dilampaui.

Dulu saya yang grogi, nervous dll, sekarang paling suka ngomong di forum, paling senang ngerjain orang, paling pede kalau humor dengan teman-teman. Ketika membayangkan dulu saat-saat kegrogian masih menjadi teman sehari-hari rasanya tidak percaya kalau sekarang bisa se-pede ini. Bagi yang belum menemukan self confidence, jangan khawatir. Banyak orang yang mengalami hal tersebut tapi kemudian bisa lolos dari kubangan nervous. Asalkan mau belajar dan memulai untuk berkomunikasi. (*)

*) Penulis General Manager Harian Radar Pekalongan.
Sumber : http://langitbirupekalongan.blogspot.com/2008/11/from-nervous-to-self-confidence.html

Tags

Aksesori Blog (3) Analisa Bisnis (4) Bisnis Hobi (10) Bisnis Jasa (7) Bisnis Kerajinan (12) Bisnis Kosmetik (1) Bisnis Makanan (13) Bisnis Money Game (1) Bisnis online (10) Bisnis Retail (6) Bisnis Rumahan (5) Bisnis Sampingan (7) Bisnis Sektor Agro (6) Bisnis sektor Ternak (1) Bisnis Souvenir (6) Bisnis Waralaba (6) Cara Sukses Bisnis (6) Character building (9) Definisi Pemasaran (3) Domain and Hosting (6) Efektivitas Pemasaran (4) Entrepreneurship (9) Etika Bisnis (6) Etos Kerja (9) Ide Bisnis (4) Inspirasi Bisnis (5) Internet Marketing (8) Jiwa Wirausaha (10) Kebutuhan Manusia (4) Kegagalan Usaha (4) Kepemimpinan (9) Kesalahan Pemasaran (4) Kiat Bisnis (2) Kiat Pemasaran (4) Kiat sukses (8) Kiat sukses Wirausaha (5) Kisah Sukses Wirausaha (8) Komunikasi Pemasaran (5) Konsep Pemasaran (5) Kreativitas Bisnis (4) Kunci Sukses Bisnis (6) Manajemen Bisnis (7) Manajemen Kepemimpinan (1) Manajemen Keuangan (6) Manajemen Konflik (7) Manajemen Mutu (6) Manajemen Mutu DikTi (1) Manajemen Organisasi (6) Manajemen pemasaran (6) Manajemen Pengawasan (7) Manajemen Risiko (6) Manajemen SDM (7) Manajemen Strategi (4) Media Pemasaran (5) Model Bisnis (6) Monetizing Site (8) Motivasi Bisnis (6) Motivasi Diri (1) Panduan blog (6) Panduan Wirausaha (1) Peluang Bisnis (3) Peluang Usaha (7) Peluang Usaha Agro (4) Peluang Usaha Hobi (5) Peluang Usaha Jasa (5) Peluang Usaha Kerajinan (4) Peluang Usaha Kuliner (8) Peluang Usaha Salon (3) Percaya diri (9) Perencanaan Bisnis (9) Perencanaan Pemasaran (8) Perilaku Konsumen (5) Persaingan Bisnis (4) Produktivitas Kerja (5) Rahasia Sukses (4) Ranking Blog (6) Risiko Bisnis (5) Sistem Pemasaran (4) Strategi Bisnis (9) Strategi Pemasaran (12) Studi Kelayakan Bisnis (4) Tingkatkan produktivitas (5) Tips Bisnis (11) Tips Memulai Wirausaha (5) Tips Pemasaran (5)