Latest News

Showing posts with label Inspirasi Bisnis. Show all posts
Showing posts with label Inspirasi Bisnis. Show all posts

Wednesday, June 29, 2011

Hobby Sebagai Inspirasi Usaha, Kenapa Tidak?

Hobby anda apa?

Jika pertanyaan itu diajukan, setiap orang hampir pasti mempunyai jawaban yang paling benar menurut dia. Hobby atau kesukaan dapat menjadi awal kesuksesan finansial. Seorang teman yang hobbynya utak-atik mesin dan perekayasaan, kini berhasil membangun jaringan bengkel power steering yang sangat besar. Ada yang juga yang hobbynya menulis, kini menjadi penulis terkenal karena karyanya laku keras di pasar.

Banyak sekali contoh kesuksesan pengusaha yang berawal dari hobby ini. Mungkin, karena sangat mencintai pekerjaan yang jadi hooby ini, kemungkinan sukses jadi lebih besar. Dan yang pasti, ada hal yang tidak bisa diukur dengan uang, yaitu kepuasan bathin. Asik juga ya, bahagia menekuni hobby sekaligus dapat duit�. mantaaaappp�.

Hobby yang bagaimana yang layak dijadikan sebuah usaha? Sebenarnya hampir semua hobby positif bisa dijadikan ajang cari duit, namun tentulah tidak semuanya. Bahkan ada hobby yang justru menghabiskan uang. Hobby yang bisa dijadikan usaha mempunyai beberapa cirri khas �meskipun juga ini tidak selalu benar- namun paling tidak dapat dibuat acuan untuk anda.

1. Marketable. Coba lakukan riset kecil, apakah hobby anda ini disukai oleh banyak orang lain juga? Artinya, komunitas hobby anda banyak atau sedikit? Jika hobby anda terlalu unik sehingga tidak banyak yang membutuhkannya, wah itu alamat perjalan panjang akan anda alami untuk mensukseskannya menjadi sebuah usaha. Meski inipun tidak selalu, apalagi jika memang anda adalah seorang marketing hebat, bisa saja hobby yang terlalu unik diawal-awal, justru jadi booming begitu anda publikasikan. Seorang OKE ROSGANA, pehobby Yo-Yo, mampu menjadi sukses sebagai pemain dan pelukis yo-yo. Padahal sebelumnya tidak banyak yang berminat pada hobby yang satu ini, tapi dengan berbagai cara dan keseriusannya, Yo-yo mampu membuatnya berarti dan mamperoleh banyak penghargaan nasional maupun internasional. Tentunya, pada akhirnya yo-yo itu pula yang menjadi sumber mata pencariannya.

2. Tetap menarik ditekuni dalam jangka panjang. Jika hobby anda mampu membuat anda terus-menerus bersemangat menekuninya bahkan hingga 10 tahun kedepan, maka itulah hobby yang pantas untuk diperhitungkan. Bahkan, jika anda merasa mampu melakukan hal itu seumur hidup anda, wow�selamat, hobby anda sangat-sangat-dan sangat kuat dan hebat.

3. Bukan Tren sesaat. Sedikit berhubungan dengan poin 2, anda harus bisa menjawab pertanyaan: apakah hobby ini masih akan berlangsung dalam waktu yang lama? Apakah akan semakin banyak orang yang membutuhkannya di masa yang akan datang? Jika jawabannya ya, maka ini hooby hebat dan menjadi salah satu ciri yang bisa dijadikan usaha.

Itu sebagian ciri hobby yang baik untuk usaha, silahkan cek dan ricek, apakah hobby anda memenuhi semua cirri tersebut? Jika ya, maka jangan ragu untuk menekuninya dan siap-siaplah jadi pengusaha sukses dan bahagia karena mengerjakan sesuatu yang anda cintai�.

Selamat mencari hobby, eh buka usaha!!! Hehehehe�..

Sumber : http://kampungwirausaha.com

Monday, June 27, 2011

Arti Penting Kreatifitas Dalam Bisnis Usaha Kecil

Kreatifitas di dalam mengembangkan bisnis merupakan hal penting yang perlu dilakukan agar bisnis senantiasa eksis dan selalu bergerak maju. Kreatifitas tidak selalu pada hal-hal yang bersifat high tech atau menggunakan piranti yang canggih. Kreatifitas adalah menciptakan sesuatu yang unik namun menjadi daya tarik tersendiri bagi sasaran bisnis kita. Kreatifitas sesungguhnya modal usaha yang murah namun memiliki daya dongkrak tinggi terhadap kemajuan bisnis. Karena itu penting bagi pengembangan usaha kecil untuk selalu mengasah kreatifitas dalam bisnis. Cerita dua sekawan Arielle Eckstut dan Jonah Staw yang sukses mengembangkan bisnis besar missmatched socks (kaus kaki kiri-kanan beda) bisa menjadi inspirasi bisnis kita.

Alkisah pada suatu kesempatan mereka makan malam pada tahun 2003. Setelah makan mereka bergurau. Menjelang pulang, Staw kehilangan sebelah kaus kakinya (karena selama makan mereka melepas kaus kaki). Namun ia menemukan kaos kaki lain yang berbeda motif.

Lama mereka mencari ke mana kaus kaki Staw perginya, namun tak juga ketemu. Satu-satunya solusi adalah memakai kaus kaki itu kendatipun motifnya beda.
Sampai di rumah Staw masih memikirkan kaus kaki berbeda motif itu. Ia malah membayangkan seorang gadis kecil memakai kaus kaki berbeda motif kiri-kanan dengan gayanya.

Dari situlah ide memasarkan missmatched socks (kaus kaki kiri-kanan beda) muncul. Lalu bersama seorang teman lainnya, Jason Dorf, ketiganya merealisasikan ide itu dengan mendirikan LittleMissMatched. Melalui perusahaan ini mereka menjual kaus kaki dalam kemasan 3 kaus kaki (bukan sepasang) dan tujuh kaus kaki sehingga memudahkan pembeli mengganti-ganti pasangannya kala memakainya. Pada saat itu mereka sudah membuat 134 desain. Mereka memasarkan kaus kaki itu untuk anak perempuan usia 8-14 tahun.

Pada tahun pertama, kaus kaki dagangan mereka terjual laris manis. Staw bersama Rckstut dan Dorf bahkan bisa membukukan omset hingga 5 juta dollar AS. Tiga tahun kemudian omsetnya bisa mencapai 25 juta dolar AS. Sekarang, mereka tak hanya menjual kaus kaki. Mereka sudah menjual aneka produk mulai dari kaus kaki, sandal, hingga sprei. Sekarang barang-barangnya tersebar di lebih 3000 outlet di Amerika Serikat.

Menarik bukan? dari hal-hal sepela yang mendapat sentuhan kreatifitas mampu menjadi bisnis yang memberikan keuntungan besar.(Galeriukm).

Sumber: Andriwongso Team
http://galeriukm.web.i

Sunday, June 26, 2011

Ide Bisnis : Strategi Cerdas, Carilah Dulu Pasarnya Lalu Pesan Produknya ke Pihak Lain

Pernah suatu kali saya diajak seseorang ke Jakarta. Tujuannya kita ingin melihat bagaimana perusahaan Tensia Manufacturing yang terletak di kawasan Cibubur, Jakarta, dalam menjalankan bisnisnya.

Apa yang saya lihat sungguh di luar dugaan. Bukan karena yang saya lihat perusahaan yang cukup besar, tapi yang membuat saya kagum adalah kegiatan bisnisnya, yaitu membuatkan produk consumer good atau home care bermacam-macam merek. Perusahaan itu menjalankan bisnisnya dengan membuatkan produk atau barang-barang kebutuhan rumah tangga, seperti: shampoo, pembersih lantai, pembasmi serangga, parfum, sabun mandi, dan lain-lain. Mereknya pun berbagai macam, ada merek impor, ada pula yang lokal, yang iklannya sering kita jumpai di media massa.

Saya jadi tahu, ternyata perusahaan ini bekerja seperti layaknya �tukang jahit�. Di mana perusahaan lain bisa meminta Tensia untuk membuatkan produk yang mereka inginkan. Memberi keuntungan, bahwa apabila kita ingin memasarkan suatu produk tertentu, kita tidak mesti harus membuat sendiri, tapi dapat memesan melalui perusahaan semacam Tensia tersebut. Hanya saja, kita tidak semudah itu pesan padanya. Tentu saja, itu karena ada persyaratan, yaitu antara lain tidak boleh memalsu produk orang lain dan ada batas minimal order.

Menurut saya, sebagai seorang entrepreneur sebetulnya bisa membuka bisnis dengan cara �menjahitkan� seperti ala Tensia itu. Asal saja kita punya ide bisnis, saya kira ide bisnis apapun, misalnya kita ingin membuat produk tertentu maka kita tidak harus punya pabrik terlebih dahulu. Kita bisa �menjahitkan� pada perusahaan yang juga bergerak di bidang yang sama. Perusahaan tersebut memang hanya membuatkan produk yang kita pesan dan tidak ikut memasarkan supaya netral. Karena bisa saja dia membuat produk yang sama, tetapi merek berbeda, sehingga parsaingan itu terjadi di pasar. Kalu kita tak punya gudang pun perusahaan itu bisa menyiapkan gudngnya. Sedangkan distribusinya, dia juga bisa mencarikannya.

Saya pikir mereka cukup kreatif. Tensia menciptakan peluang bisnis yang kita garap. Artinya, tanpa kita punya pabrik sendiri, kita bisa pesan untuk dibuatkan produk tertentu, seperti yang kita inginkan. Setelah pasar berkembang, kita bisa buat sendiri. Sebab, tanpa punya pasar, tentu apapun jenis produk yang kita �jahitkan� kalau tidak laku, kita akan rugi.

Pendeknya, pasar dulu yang kita ciptakan, setelah pasar berkembang baru pabrik kita bangun. Dengan demikian, kita bisa saja memulai usaha sekalipun tak punya pabrik sendiri. Ide bisnislah yang menjadi sangat penting untuk kita miliki. Artinya, begitu ide bisnis muncul, kita �menjahitkan� pada pihak lain, dan setelah itu kita pasarkan.

Sumber : http://kampungwirausaha.com

Monday, June 13, 2011

Inspirasi Strategi Bisnis Dari Enterpreneur Sukses

Salah satu kunci sukses dalam berbisnis adalah tidak henti-hentinya belajar, belajar dari lingkungan, pengalaman, maupun belajar dari pengalaman orang lain. Kesuksesan enterpreneur terdahulu merupakan inspirasi untuk mengembangkan bisnis yang kita jalankan saat ini. Setiap orang memiliki jalan sukses yang berbeda-beda, yang kita lakukan adalah mendapatkan inspirasi dari kesuksesan orang lain bukan menjiplak apa yang dilakukan orang lain. Setiap situasi bisnis dan lingkungan akan berbeda-beda dan sangat unik. Akan tetapi ada semangat dan nilai yang terkandung di dalamnya yang perlu kita tangkap. Bagaimana seorang enterpreneur memanage dan mengendalikan bisnis merupakan nilai yang perlu dipelajari dan diambil pelajaran. Bagaimanapun juga seorang pemimpin dalam bisnis harus mampu memegang kendali bisnis dan membarikan motivasi kepada bawahannya.

Siapa tidak mengenal Ciputra, tokoh enterpreneur yang cukup tersohor di negeri ini. Banyak orang terinspirasi oleh kesuksesan yang ia capai. Kesuksesannya tidak lepas bagaimana sikap dan kebiasaan hidupnya dalam mengelola bisnis. Sikap dan perilaku hidup inilah yang banyak dijadikan inspirasi banyak orang. Suatu ketika Pak Ciputra tiba-tiba meminta sang sopir untuk menghentikan mobilnya ketika memasuki kawasan wisata Taman Impian Jaya Ancol. Ciputra langsung turun dan memungut beberapa sampah yang terserak di jalan, lalu memasukkannya ke tong sampah yang tersedia di pinggir jalan. Setelah itu, seolah tak terjadi apa-apa, ia naik lagi ke mobil, disaksikan para karyawan di lingkungan Taman Impian Jaya Ancol yang hanya bisa tertegun dan tertunduk malu. Kawasan wisata pantai di Jakarta Utara ini, seperti kita tahu, adalah salah satu proyek prestisius karya sang raja properti Indonesia itu.

Cerita yang sempat populer sekitar 25 tahun yang lalu itu tetap relevan hingga sekarang: upaya seorang pemimpin bisnis menanamkan nilai-nilai utama dalam suatu bisnis. Dalam bisnis wisata, kebersihan memang segala-galanya. Dan Ciputra melakukannya dengan sederhana tetapi elegan. Tak perlu pidato berapi-api atau mengutip teori orang-orang hebat. Cukup lewat keteladanan dan contoh nyata.

Bukan cuma di lingkungan kerja. Di lingkungan keluarga � istri, anak-anak, dan para menantunya � Ciputra pun berusaha menanamkan nilai-nilai bisnis dan kehidupan dengan cara yang sama. Meskipun ia tergolong orang hebat di bisnis properti, nilai-nilai hidup yang ditularkannya simpel saja: kerja keras, jujur, menjadi warga negara yang baik, melayani seluruh stakeholder sebaik-baiknya. Itu sebabnya, meskipun sempat berantakan ketika dihajar krisis kawasan 1998, bisnis properti keluarga Ciputra cepat bangkit dan tumbuh lebih besar lagi, bahkan kini mampu berekspansi ke Australia dan Vietnam. Ini semua karena fondasi nilai-nilai pendirinya yang bersifat universal dan terbukti tak lekang oleh waktu dan deraan cuaca bisnis yang seburuk apa pun.

Kalau Ciputra tak canggung menjadi �tukang pungut sampah�, Inspirasi kesuksesan bisnis selanjutnya bisa kita petik lewat Peter F. Gontha yang tak segan menjadi bukan siapa-siapa ketika merintis karier barunya sebagai penyelenggara hajatan musik jaz. Peter tak malu mengakui betapa dirinya sangat kecil dibanding tokoh-tokoh jaz dunia yang dia berusaha mendatangkannya ke Indonesia. Bagai pasien dokter laris, Peter rela antre berjam-jam agar bisa bertemu dengan Bob James. Setelah berhasil ketemu dan mengenalkan diri, dengan kegigihan luar biasa Peter merayu agar musisi jaz ternama asal Amerika Serikat itu mau datang ke Indonesia yang kala itu sedang dilanda banyak kerusuhan. Begitu pula sederet musisi jaz kondang lainnya, dia datangi dan rayu satu per satu. Padahal, di negeri ini, siapa sih yang tak kenal pengusaha sekaliber Peter Gontha!

Berkat kegigihannya, belum lama ini, International Java Jazz Festival besutan Peter Gontha itu dinobatkan sebagai ajang festival jaz terakbar dan tersukses di dunia, mengalahkan North Sea Jazz Festival di Amsterdam dan penyelenggaraan festival jaz kelas dunia lainnya. Kegigihan Peter kini mulai menular kepada putrinya, Dewi Gontha, yang kebetulan punya passion yang sama di bidang musik jaz. Like father like daughter. Begitulah, dengan gairah dan kegigihan seperti ayahnya, Dewi pun mulai berani �mengemudikan� event musik jaz kelas dunia itu.

Ciputra dan Peter Gontha sekadar contoh bagaimana seorang ayah yang sekaligus entrepreneur berusaha menularkan dan mewariskan nilai-nilai bisnis dan kehidupan kepada anak-anak mereka. Memang, sungguh beragam cara atau strategi yang mereka terapkan. Namun, kalau diamati, intinya sebetulnya hampir sama. Mereka tampaknya lebih menekankan keteladanan ketimbang petuah secara lisan, apalagi mengajarkan teori-teori bisnis dan manajemen. Maklumlah, umumnya, sejak dini anak-anak mereka telah disekolahkan di lembaga pendidikan formal yang bagus, bahkan sampai ke mancanegara.

Wisdom dan strategi bisnis pada setiap pengusaha pastilah berbeda dan khas. Dan cara mewariskannya pun tak kalah spesifik. Sebab, untuk menyatukan chemistry antara generasi orang tua dan anak pasti butuh energi dan upaya khusus. Zaman terus berubah, pendidikan dan ilmu berbeda, demikian pula cara pandang dan paham hidup mereka pasti juga tak sama, bahkan tak jarang saling bergesekan.

Karena itu, sungguh menarik menelisik kepiawaian para pengusaha kawakan mereaktualisasi nilai-nilai hidup yang mereka anut ke era anaknya yang sekarang. Bagaimanapun, kendati zaman terus berubah, nilai-nilai tersebut terbukti bersifat langgeng dan tak lekang oleh gilasan waktu. Cerita-cerita perjalanan tokok bisnis sukses tentu memberikan pencerahan dan inspirasi bagi bisnis dan hidup kita.(Galeriukm).

Sumber: http://swa.co.id

Sukses Menjadi Pengusaha Berawal Dari Mimpi

Banyak orang mengatakan bahwa mimpi merupakan awal dari kesuksesan seseorang. Termasuk juga menjadi pengusaha yang sukses. Menjadi pengusaha yang sukses selalu diawali dari mimpi dan obsesi yang kuat. Namun tentunya tidak berhenti pada mimpi belaka, harus diikuti dengan segera memulai mewujudkannya. Karena itu untuk menjadi pengusaha yang sukses mulailah dari mimpi dan jangan takut bermimpi.

Adalah Pipie Soeyoto yang memberikan nasehat tersebut, pemilik PT Huda Rachma Grupindo (HRG) yang bergerak pada bidang pembuatan tas dan delivery di daerah Serpong. Saat ini usahanya telah berkembang dengan pesat dengan karyawan yang berjumlah ribuan orang. Bisnisnya sudah merambah ke Surabaya dan Malang di Jawa Timur, Solo di Jawa Tengah, hingga Daerah Istimewa Yogyakarta. Omzet per bulan dari usahanya pun tidak main-main, bisa mencapai miliaran rupiah.

Pada mulanya, Pipie sama sekali tak pernah memikirkan untuk menjadi pengusaha seperti itu. Selepas kuliah di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS), Jawa Tengah, Pipie memilih mencari pekerjaan dengan melamar berbagai perusahaan. Enam bulan lamanya Pipie menanti pekerjaan, tapi semuanya nihil.

Karena bosan menunggu panggilan kerja yang tak kunjung tiba, ia nekat membuka usaha. Untunglah niatnya itu didukung penuh oleh orang-orang terdekat termasuk keluarganya. Dari garasi rumahnya, Pipie kemudian mulai melayani pembuatan tas. Modalnya hanya dua unit mesin jahit, karyawannya pun baru tiga orang.

Karena usahanya mulai besar, Pipie mencoba mulai menjajal jenis usaha lain. Ia juga melayani pemasokan tas untuk delivery service. Pipie juga menyanggupi penyediaan tenaga dan motor untuk pengantaran. Tenaga outsource dari perusahaan Pipie itu telah dimanfaatkan oleh sejumlah restoran siap saji di beberapa kota, seperti McDonalds, Solaria, dan Burger King.

Merasa peruntungannya ada pada pembuatan tas dan delivery service, Pipie enggan melirik bisnis lain. Kini sehari-hari ia sibuk di kantornya yang juga berfungsi sebagai pabrik. Kantor ini baru didirikannya pada 2002 atau sepuluh tahun sejak ia merintis usaha

Sukses menjadi pengusaha diawali dari mimpi dan segera merealisasikan mimpi itu. Selain itu fokus pada usaha yang ditekuni turut mendukung kesuksesan menjadi pengusaha. Jadi jangan berhenti bermimpi.(Galeriukm).

Sumber: http://bisniskeuangan.kompas.com

Tags

Aksesori Blog (3) Analisa Bisnis (4) Bisnis Hobi (10) Bisnis Jasa (7) Bisnis Kerajinan (12) Bisnis Kosmetik (1) Bisnis Makanan (13) Bisnis Money Game (1) Bisnis online (10) Bisnis Retail (6) Bisnis Rumahan (5) Bisnis Sampingan (7) Bisnis Sektor Agro (6) Bisnis sektor Ternak (1) Bisnis Souvenir (6) Bisnis Waralaba (6) Cara Sukses Bisnis (6) Character building (9) Definisi Pemasaran (3) Domain and Hosting (6) Efektivitas Pemasaran (4) Entrepreneurship (9) Etika Bisnis (6) Etos Kerja (9) Ide Bisnis (4) Inspirasi Bisnis (5) Internet Marketing (8) Jiwa Wirausaha (10) Kebutuhan Manusia (4) Kegagalan Usaha (4) Kepemimpinan (9) Kesalahan Pemasaran (4) Kiat Bisnis (2) Kiat Pemasaran (4) Kiat sukses (8) Kiat sukses Wirausaha (5) Kisah Sukses Wirausaha (8) Komunikasi Pemasaran (5) Konsep Pemasaran (5) Kreativitas Bisnis (4) Kunci Sukses Bisnis (6) Manajemen Bisnis (7) Manajemen Kepemimpinan (1) Manajemen Keuangan (6) Manajemen Konflik (7) Manajemen Mutu (6) Manajemen Mutu DikTi (1) Manajemen Organisasi (6) Manajemen pemasaran (6) Manajemen Pengawasan (7) Manajemen Risiko (6) Manajemen SDM (7) Manajemen Strategi (4) Media Pemasaran (5) Model Bisnis (6) Monetizing Site (8) Motivasi Bisnis (6) Motivasi Diri (1) Panduan blog (6) Panduan Wirausaha (1) Peluang Bisnis (3) Peluang Usaha (7) Peluang Usaha Agro (4) Peluang Usaha Hobi (5) Peluang Usaha Jasa (5) Peluang Usaha Kerajinan (4) Peluang Usaha Kuliner (8) Peluang Usaha Salon (3) Percaya diri (9) Perencanaan Bisnis (9) Perencanaan Pemasaran (8) Perilaku Konsumen (5) Persaingan Bisnis (4) Produktivitas Kerja (5) Rahasia Sukses (4) Ranking Blog (6) Risiko Bisnis (5) Sistem Pemasaran (4) Strategi Bisnis (9) Strategi Pemasaran (12) Studi Kelayakan Bisnis (4) Tingkatkan produktivitas (5) Tips Bisnis (11) Tips Memulai Wirausaha (5) Tips Pemasaran (5)