Etos kerja atau semangat kerja orang-orang Jepang-Korea-China yang dikenal sangat tinggi, sangat menarik untuk dikaji secara mendalam.
"Memahami tingginya etos kerja bangsa Jepang-Korea-China merupakan salah satu bekal 'soft skill' untuk dijadikan tauladan bagi para mahasiswa dalam menuntut ilmu dan memasuki dunia kerja nantinya," ungkap Suhartini SS MA Kaprodi Bahasa Jepang Universitas Teknologi Yogyakarta (UTY), dalam acara diskusi yang bertempat di kampus FIB (Fakultas Ilmu Bahasa) UTY Jalan Prof Dr Soepomo SH (Janturan) Yogyakarta bertema ''Etos Kerja Bangsa Jepang, Korea, dan China''.
Para narasumber yang terdiri atas Lucinda MLett peneliti budaya Jepang, Yuliawati Dwi Widyaningrum MA peneliti budaya Korea, dan Drs Erwan Tirta seorang praktisi budaya China menyampaikan, bahwa Jepang-Korea-China merupakan tiga negara di kawasan Asia timur yang memiliki kesamaan ras, sejarah, dan kondisi alam.
Mereka berasal dari ras Mongoloid, yang dalam sejarahnya diikat oleh satu faham Konfusianisme yang sangat menjunjung tinggi penghormatan pada tradisi nenek moyang. Adapun kondisi alam ketiga negara tersebut merupakan daratan yang tandus dengan perubahan iklim yang ekstrim, dan sering tertimpa bencana alam.
Dari hasil penelitian para narasumber, menunjukkan bahwa keterbatasan alam telah mendorong mereka untuk bekerja lebih keras, lebih kreatif dan inovatif. Perubahan iklim yang ekstrim membuat mereka lebih disiplin terhadap waktu, dan selalu memiliki persiapan untuk menghadapi musim yang ekstrim, khususnya musim dingin.
Cadangan Devisa
Sementara seringnya terjadi bencana alam membuat mereka lebih tabah dan tangguh serta tidak pantang menyerah dalam menjalani hidup yang seringkali harus diawali dari nol lagi. Setelah usai Perang Dunia II tahun 1945, ketiga negara tersebut termasuk negara miskin, namun dengan etos kerja yang sangat tinggi, kini mereka memiliki pertumbuhan ekonomi dan kemakmuran cukup tinggi setara dengan negara-negara maju.
Kini cadangan devisa China tertinggi di dunia yaitu US$ 3,1 triliun, Jepang urutan 2 sebesar US$ 1,139 triliun, sedangkan Korea US$ 299 miliar. Nilai barang dan jasa yang diproduksi atau Produk Domestik Brutto (PDB) th 2010, Jepang US$ 5 triliun, China US$ 4,99 triliun, dan Korea US$ 1,1 triliun. Pendapatan perkapita tahun 2010 Jepang US$ 37.800, Korea US$ 20.759, sedang China terus meningkat mengikuti Jepang dan Korea.
Menurut Suhartini, diskusi tersebut dapat menggugah kesadaran para mahasiswa bahwa keterbatasan bukanlah kendala, namun sebaliknya merupakan cambuk untuk terus maju untuk menggapai impian bersama, sebagaimana impian bangsa Jepang-Korea-China untuk menjadi negara yang makmur dan maju, serta kini sudah menjadi kenyataan.
Sumber : http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/news/2011/06/29/89545/Keterbatasan-Lahirkan-Etos-Kerja-Tinggi
Post a Comment